Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah merampungkan rancangan insentif untuk industri hilir nikel dalam negeri yang berkaitan dengan rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik global.
Rencananya pemerintah bakal memangkas tarif royalti khusus untuk nikel limonit yang digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dari pungutan yang berlaku saat ini sebesar 10 persen.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sunindyo Suryo Herdadi mengatakan langkah itu diambil untuk menciptakan iklim investasi yang kompetitif pada industri baterai berbahan baku nikel di dalam negeri.
“Penurunan tarif royalti khusus untuk nikel limonit yang digunakan sebagai bahan baku baterai, di mana saat ini tarif royalti bijih nikel tidak dibedakan antara saprolite dan limonit yaitu sebesar 10 persen,” kata Sunindyo melalui pesan WhatsApp, Selasa (12/5/2022).
Berdasarkan laporan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), rencananya pungutan khusus untuk nikel limonit itu akan dipatok maksimal di angka 2 persen. Adapun angka itu menjadi usulan dari Kementerian ESDM yang belakangan masih dibahas di Kementerian Keuangan.
Selain pemangkasan tarif pungutan, Kementerian ESDM juga berencana untuk menetapkan formula baru untuk penentuan harga patokan bijih nikel limonit yang lebih rendah dibandingkan dengan harga bijih nikel untuk pemurnian produk lainnya.
Baca Juga
“Langkah itu untuk menjadi daya tarik berkembangnya industri baterai berbahan baku nikel di dalam negeri, saat ini kebijakan atau insentif itu masih dalam proses penyesuaian regulasinya [di Kementerian Keuangan],” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan tambang besar berbondong-bondong memperlebar portofolio bisnis pada industri nikel dalam negeri. Peralihan konsentrasi investasi itu dipicu oleh prospek industri hilir nikel nasional yang dianggap bergerak positif seiring dengan komitmen pemerintah untuk ikut bergabung di dalam rantai pasok global komponen dan baterai kendaraan listrik global.
Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan manuver itu turut dibentuk dari keyakinan ihwal pasar produk hilir nikel dalam negeri yang sudah mulai terbentuk lewat investasi yang cukup besar dari pemodal asing di dalam negeri.
“Pasarnya sudah terbuka, baterai kendaraan listrik sudah ada, Hyundai sudah buat pabrik kendaraan listrik di Bekasi cuma belum resmi diumumkan karena mobilnya pasar ekspor bukan dalam negeri,” kata Djoko melalui sambungan telepon, Rabu (11/5/2022).
Djoko mengatakan harga olahan nikel itu belakangan bakal dapat bertahan stabil di tengah permintaan pasar yang sudah mulai terbentuk dari rantai pasok global tersebut. Di sisi lain, kata dia, permintaan untuk produk hilir nikel itu juga diproyeksikan bakal meningkat seiring dengan peningkatan produksi kendaraan listrik ke depan.
“Perusahaan yang punya Anthony Salim juga sudah mulai ke arah nikel jadi banyak yang berlomba ke sana, yang jelas induk dari industri tambang yang besar-besar Grup Astra juga mulai merambah ke nikel ini berhasil atau tidak kita tidak tahu,” kata dia.