Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

INDEF: Penyesuaian Tarif Dasar Listrik Berpotensi Ganggu Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi

Apabila penerapan tarif adjustment (TA) pelanggan non-subsidi kembali diberlakukan, diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap konsumsi rumah tangga sebesar -0,201 persen dan terhadap PDB sebesar -0,114 persen.
Ni Luh Anggela
Ni Luh Anggela - Bisnis.com 11 Mei 2022  |  21:01 WIB
INDEF: Penyesuaian Tarif Dasar Listrik Berpotensi Ganggu Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan melakukan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) dinilai dapat mengganggu proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman mengatakan, apabila penerapan tarif adjustment (TA) pelanggan non-subsidi kembali diberlakukan, diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap konsumsi rumah tangga sebesar -0,201 persen dan terhadap PDB sebesar -0,114 persen.

"Bagaimana kondisi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga? Tentu akan menekan pertumbuhan ekonomi. Padahal pertumbuhan ekonomi kita sangat signifikan dari konsumsi rumah tangga, diatas 60 persen kontribusinya," ungkap Rizal dalam konferensi pers, Rabu (11/5/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan, capaian konsumsi di kuartal I/2022 belum mencapai level 5 persen. Padahal, jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di 5,2 persen, maka konsumsi rumah tangga harus diatas 5 persen.

"Kebijakan penyesuaian tarif dasar listrik mesti dipikir ulang, dihitung ulang, memilih dan memilah kebijakan, apakah dari pengurangan subsidi yang dicatat di APBN sudah tepat," jelasnya, menambahkan bahwa pemerintah telah mengurangi subsidi listrik dari Rp61,5 triliun berdasarkan Outlook 2021 menjadi Rp56,5 triliun di RAPBN 2022.

Selain itu, kata dia, berkaca dari perubahan tarif dasar listrik di 2013 konsumsi rumah tangga menurun dan terjadi adjustment pembekuan tarif melalui pemberian berbagai kompensasi terhadap tarif yang dikenakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Pertumbuhan Ekonomi tdl kenaikan tdl indef
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top