Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Pengangguran Turun, Hotel dan Restoran Mulai Serap Tenaga Kerja

Industri hotel dan restoran berhasil menyerap 470.000 tenaga kerja seiring dengan pelonggaran mobilitas masyarakat.
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama hotel dan restoran sudah mulai kembali menyerap tenaga kerja, baik yang sebelumnya dirumahkan maupun pekerja baru.

Hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada sektor akomodasi dan makan minum yang di dalamnya termasuk hotel dan restoran. Sektor ini menempati posisi keempat teratas dalam penyerapan tenaga kerja per Februari 2022.

Secara keseluruhan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2022 turun 0,43 persen dari 6,26 persen menjadi 5,83 persen. Sementara untuk sektor akomodasi dan makan minum berhasil menyerap 470.000 tenaga kerja.

Salah satu wilayah dengan penurunan TPT tertinggi yaitu Kepulauan Riau, yakni sebesar 2,10 persen. Hal tersebut seiring dengan kembali bergeliatnya sektor ekonomi dan kreatif, khususnya hotel dan restoran.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kepulauan Riau Yeyen Heryawan membenarkan bahwa saat ini di wilayahnya pegawai hotel dan restoran yang sebelumnya dirumahkan sudah mulai terserap kembali.

“Betul sekali, karena sudah ada nya diskresi pemerintah baik Singapura dan Indonesia untuk kedatangan dan keberangkatan wisatawan asing. Sehingga untuk hotel dan restoran sudah dapat merekrut karyawannya,” ujar Yeyen, Selasa (10/5/2022).

Adanya relaksasi mobilitas membuat industri pariwisata di wilayah tersebut dapat lebih leluasa melakukan bisnisnya. Yeyen melanjutkan, hotel dan restoran yang merumahkan karyawannya sudah kembali mempekerjakan sekitar 50 persen tenaga kerja.

Kondisi tersebut juga dapat dilihat dari laman resmi PHRI Kepri. Dari sekitar 50 lowongan pekerjaan untuk hotel dan restoran, tersisa 12 lowongan yang masih belum terisi dan masih dalam proses seleksi.

Yeyen menambahkan serapan tenaga kerja setelah Idulfitri juga terus terjadi dan makin banyak. Hal ini menumbuhkan optimisme bahwa TPT kuartal II/2022  II akan terus menurun baik di Kepri maupun daerah lainnya.

Dia memprediksi pekerja hotel dan restoran yang masih dirumahkan akan dapat bekerja seluruhnya menjelang liburan sekolah mulai Juni mendatang. Selain itu, dibukanya tiga tempat wisata baru di Batam, yakni Arthotel Penuin, Santika Hotel Batam, dan Hollywings Batam makin memperbanyak serapan tenaga kerja.

Tak jauh berbeda, Ketua PHRI Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya melaporkan hotel dan restoran kembali mempekerjakan karyawannya sekitar 70 persen. Penyerapan ini dilakukan sebagai respon dibukanya Bali sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman).

Selain itu, okupansi atau tingkat hunian hotel dan restoran di Bali saat libur Lebaran 2022 naik signifikan hingga sekitar 60 persen dari sebelumnya hanya 30 persen. Hal ini terjadi akibat adanya tambahan wisatawan domestik yang melonjak hingga 18.000 orang melalui jalur udara dan 15.000 orang melalui jalur darat.

“Begitu juga dari wisman juga bertambah dari 2.500 ke 4.000 orang. Itu yang menyebabkan pada saat libur lebaran cukup ramai. Pasca lebaran, untuk domestik menurun sedikit ke 12.500an tingkat hunian juga mulai menurun sedikit, sekarang okupansi masih sekitar 40 sampai 50 persen,” jelas Rai, Selasa (10/5/2022).

Sementara untuk 30 persen sisanya, Rai mengatakan belum bekerja penuh atau bergantian waktu kerjanya dan masih ada yang dirumahkan. Dia berharap tahun ini Bali dapat kembali normal terutama dengan adanya perhelatan G20.

“Kita berusaha untuk dapat mempekerjakan seluruh karyawan. Prediksinya 2023 akan kembali normal di Bali ini. Adanya momentum G20 kita doakan semoga sukses sehingga membawa nama Bali dan Indonesia. Meskipun G20 selesai, warga dari negara G20 akan antusias untuk berkunjung ke Indonesia,” lanjut Rai.

Sementara itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus melihat penurunan TPT baru tercatat hingga Februari 2022. Padahal, pada Maret hingga April 2022 diprediksi menjadi puncak pertumbuhan ekonomi dan serapan tenaga kerja.

“Baru kelihatan sebenarnya serapan naker [tenaga kerja] yang banyak itu di Maret April. Jadi nanti di triwulan dua diprediksi akan menjadi puncak pertumbuhan ekonomi di 2022. Nanti tentunya akan ada peningkatan serapan naker yang optimal. Agustus baru kelihatan lagi dampak dari pemulihannya,” jelas Heri, Selasa (10/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper