Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp282,4 triliun pada kuartal I-2022. Nilai tersebut tumbuh 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau 16,9 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).
Sektor properti, utamanya pergudangan menjadi kontributor terbesar investasi nasional. Investasi pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai Rp27,01 triliun menjadi kontributor terbesar investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang mencapai Rp135,2 triliun pada triwulan pertama tahun ini.
Adapun untuk perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menjadi sektor usaha yang menyumbang investasi terbanyak ketiga, senilai Rp17,5 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 1.399.
Sementara itu, nilai investasi yang berasal dari PMA (Penanaman Modal Asing) untuk perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai nilai Rp7,4 triliun dengan 771 proyek.
Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Steve Atherton menilai peningkatan nilai investasi tersebut disebabkan oleh pemulihan permintaan berbagai jenis properti di Indonesia
"Pergudangan merupakan aset dengan permintaan tertinggi saat ini dan peningkatan aktivitas mulai terlihat baru-baru ini. Sektor lain yang menjanjikan adalah ruang mall factory outlet dengan adanya pembukaan dua properti baru di kawasan Karawang (Timur Jakarta). Sementara di segmen perkantoran, kami yakin pasar telah menyentuh dasar dan akan mulai melihat tingkat hunian yang lebih stabil dan sedikit peningkatan harga selama beberapa kuartal ke depan," papar Atherton dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (04/05/2022).
Baca Juga
Sementara itu, Executive Director and Head of International Capital, Capital Markets & Investment Services Colliers Asia Pacific, John Howald menegaskan kebijakan pemerintah yang solid diperlukan untuk meningkatkan permintaan.
"Adanya kebijakan pemerintah yang berfokus pada pertumbuhan di seluruh kawasan harus bersatu untuk membuat permintaan lebih luas dan memacu transaksi lintas segmen," tegas Howald.