Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas manufaktur di China tercatat turun mencapai level terendah sejak Februari 2020, disebabkan oleh kasus Covid-19 yang meningkat sehingga menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di negara itu.
PMI Manufaktur berada pada level kontraksi, sebesar 47,4 pada pada April 2022. Penurunan dikarenakan penurunan produksi dan permintaan yang sangat dalam.
Kondisi tersebut muncul ketika Beijing menerapkan strategi zero Covid. Pembatasan klaster yang dilakukan telah membuat lusinan kota terkunci sepenuhnya atau sebagian dalam beberapa bulan terakhir, terutama di Shanghai.
Pembatasan mobilitas di China telah mengganggu rantai pasokan di tengah kurangnya pengemudi truk, sementara barang menumpuk di pelabuhan.
National Bureau of Statistics (NBS) senior statistician Zhao Qinghe mengakui bahwa beberapa perusahaan harus mengurangi atau menghentikan produksi, sementara banyak perusahaan melaporkan sulit meningkatkan transportasi.
"Produksi dan operasi ... perusahaan telah sangat terpengaruh," katanya mengutip Channelnewsasia, Sabtu (30/4/2022).
Baca Juga
Pada hari Sabtu, grup media China Caixin merilis PMI manufakturnya sendiri, yang menunjukkan penurunan berturut-turut selama 2 bulan, dengan penurunan dari 48,1 menjadi 46,0.
Survei Caixin, yang mencakup usaha kecil dan menengah, dilihat sebagai cerminan yang lebih akurat dari situasi ekonomi China daripada angka resmi pemerintah.
"Langkah-langkah pengendalian Covid-19 telah melakukan sejumlah hal pada logistik," kata ekonom senior Caixin Insight Group Wang Zhe dalam sebuah pernyataan.