Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Manufaktur Tembus Rp103,5 Triliun pada Kuartal I/2022

Investasi di industri pengolahan nonmigas mengantongi Rp103,5 triliun pada kuartal awal tahun ini.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi di industri pengolahan nonmigas menembus angka Rp103,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian itu tumbuh 17,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp88,3 triliun.

Industri manufaktur menempati urutan kedua penyumbang nilai investasi terbesar kuartal I/2022 sebesar 36,6 persen. Adapun di urutan pertama yakni sektor jasa dengan nilai Rp124,3 triliun dan kontribusi 44 persen.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyoroti peningkatan investasi di sektor kimia dan farmasi yang menempati urutan ke-7 dengan nilai total Rp16,9 triliun. Angka ini naik 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp9,34 triliun.

"Sejak pandemi Covid kita tahu bahwa obat-obat kita, bahan baku dan alat kesehatan kita impor, 90 persen. Maka janji kami bahwa kami akan mulai fokus mendorong investasi di sektor kesehatan," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/4/2022).

Ke depan, Bahlil mengatakan sektor kesehatan akan menjadi salah satu fokus penjaringan investasi oleh pemerintah. Hal itu mengingat masih tingginya ketergantungan industri farmasi dan alat kesehatan terhadap bahan baku impor.

Sektor lain yang juga mencatatkan pertumbuhan ekspansif yakni industri makanan dengan nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp9,71 triliun dan penanaman modal asing (PMA) US$685,9 juta.

Adapun, sektor yang menjadi jawara raihan investasi pada kuartal lalu yakni industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, dengan nilai Rp39,7 triliun dan pertumbuhan 14 persen secara year-on-year.

Sementara itu, posisi kedua nilai investasi terbesar dicatatkan oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp39,5 triliun, tumbuh 14 persen secara year-on-year.

Selanjutnya, sektor pertambangan senilai Rp35,2 triliun (12,5 persen), perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp24,9 triliun (8,8 persen), dan listrik, gas dan air Rp23,1 triliun (8,2 persen.

Sepanjang tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan total investasi senilai Rp310 triliun. Pada tahun lalu Indonesia mengantongi Rp325,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper