Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Peran Milenial di Pergeseran Pasar Properti di Indonesia

Tren pergeseran properti menuju ke segmen kelas menengah yang lebih terjangkau disebabkan karena perubahan gaya hidup konsumen properti saat ini dan kenaikan harga material
Ilustrasi - Deretan perumahan. /Antara Foto-Oky Lukmansyah-pd
Ilustrasi - Deretan perumahan. /Antara Foto-Oky Lukmansyah-pd

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengakui adanya pergeseran tren pembelian properti di Indonesia. Kondisi itu tampak dari data penjualan properti pada paruh pertama tahun ini. 

Adapun berdasarkan data dari Indonesia Property Watch (IPW), pada kuartal I/2022 terdapat penurunan nilai penjualan properti sebesar 14,5 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021.

Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran pasar konsumen menuju segmen yang lebih rendah, yakni, dari segmen menengah atas dengan harga di atas Rp1 miliar menuju ke segmen menengah dengan harga rumah Rp500 juta - Rp1 miliar. Situasi ini menyebabkan permintaan properti kelas menengah naik 35,9 persen.

Totok menyebutkan, hal itu tak lepas dari pergeseran konsumen properti yang saat ini didominasi oleh masyarakat dari generasi milenial.

“Saat ini market properti didominasi generasi milenial dengan kontribusi sebanyak 65 persen. Mereka lebih memilih rumah yang lebih kecil, dengan alasan kepraktisan,” papar Totok kepada Bisnis, Jumat (29/04/2022).

Menurut Totok, pergeseran gaya hidup kaum milenial dibandingkan dengan generasi terdahulu menyebabkan pergeseran jenis properti.

“Generasi milenial banyak mengutamakan leisure seperti traveling, sehingga mereka memilih jenis rumah menyesuaikan dengan kemampuan [finansial] dan kebutuhan. Alhasil mereka memilih rumah dengan kisaran harga Rp500 juta – 1 miliar,” terang Totok.

Melihat besarnya potensi pasar properti dari generasi milenial, Totok menyarankan agar pengembang jeli menangkap peluang ini.

Developer perlu melihat kesempatan dan meng-grab market yang ada, dalam hal ini generasi milenial. Setelah dua tahun pandemi, kita butuh kelancaran cash-flow. Pendapatan generasi milenial cenderung stabil, ini dapat menjadi potensi bagi para pengembang,” sambungnya.

Selain pergeseran konsumen, kenaikan harga material juga mempengaruhi pergeseran segmen properti.

“Sekarang harga material naik, akibat perang Rusia yang merupakan lokasi transportasi material. Sehingga harga material yang selama dua tahun stabil, meningkat. Harga properti di seluruh dunia naik, di Singapura dan Amerika sudah naik di atas 30 persen. Di Indonesia properti diperkirakan naik, sehingga menyebabkan konsumen memilih harga properti yang lebih terjangkau,” urai Totok.

Kendati demikian, Totok menyarankan agar masyarakat membeli properti saat ini, dengan memanfaatkan momentum berlakunya insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).

“Selagi PPN DTP masih berlaku, inilah saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper