Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah di Jakarta selama kuartal I 2022 menurun 18,3 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau quarter-to-quarter (qtq), menurut hasil penelitian Indonesia Property Watch (IPW).
Chief Executive Officer IPW Ali Tranghanda mengemukakan bahwa penurunan sebesar itu merupakan yang terbesar kedua di Jabodebek dan Provinsi Banten yang menjadi wilayah penelitian institusi tersebut dan memang kawasan tersebut merupakan sentra bisnis properti secara nasional.
Penurunan harga rumah paling besar di Jabodebek dan Banten sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, berdasarkan penelitian IPW, terjadi di Kota Serang, Banten, yang mencapai -19,6 persen.
Penurunan harga rata-rata rumah di kedua kota itu jauh di bawah rata-rata penurunan yang terjadi di Jabodebek dan Banten sebesar 13,2 persen qtq.
Hasil penelitian IPW selanjutnya menunjukkan bahwa harga rata-rata unit terjual pada kuartal I 2022 turun sebesar 13,2 persen qtq menjadi Rp699.200.842 per unit.
Ali mengemukakan peningkatan harga rumah terbesar selama awal tahun ini terjadi di Tangerang. Dia memerinci kenaikan tertinggi harga jual rumah rata-rata yang terjadi di Tangerang sekitarnya mencapai 10,3 persen dan ini mengindikasikan lebih banyak rumah terjual di segmen harga lebih tinggi di daerah itu.
Tren Harga Rata-rata Perumahan di Jabodebek & Banten
Sumber: Indonesia Property Watch
Dua wilayah lain di Jabodebek dan Banten yang mencatatkan kenaikan harga rumah pada kuartal I 2022 adalah Kota Depok di Jawa Barat dan Kota Cilegon di Banten. Namun, persentase kenaikan harga rumah di dua kota tersebut masih sangat jauh di bawah wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang.
Menurut IPW, kenaikan harga rumah di Kota Depok selama 3 bulan pertama tahun ini tercatat sebesar 3,0 persen, sedangkan kenaikan harga rumah di Kota Cilegon sebesar 1,3 persen qtq.
Pertumbuhan harga rumah yang negatif selama 3 bulan pertama 2022 juga dicatatkan oleh Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi yakni -0,1 persen serta Kota Bogor Kabupaten Bogor) yakni -6,1 persen.
Sebagai dampak dari lebih banyak wilayah yang lebih banyak mengalami pertumbuhan negatif daripada positif, secara keseluruhan harga rata-rata rumah di Jabodebek dan Banten turun 13,2 persen.