Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Industri Manufaktur Melesat, Menperin Agus: Investor Butuh Kepastian Hukum

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi pada triwulan I/2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I/2022 tersebut telah mencapai 23,5 persen dari target Rp1.200 triliun pada tahun ini.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi industri manufaktur tumbuh 17,21 persen menjadi Rp103,21 triliun, kontribusi terbesar berasal dari  sektor logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ke depan perlu kepastian hukum untuk mendukung pencapaian target total investasi sebesar Rp1.200 triliun sepanjang tahun ini. Adapun, investasi di industri manufaktur ditargetkan mencapai Rp310 triliun sepanjang 2022, atau 26 persen dari target total investasi tahun ini.

"Perlu adanya kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pelaku industri di Indonesia untuk mendukung iklim usaha," kata Agus dalam keterangannya, Kamis (28/4/2022).

Terlebih, lanjutnya, perhelatan Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk membuka peluang dan menyampaikan potensi terhadap peningkatan kerja sama investasi, terutama di sektor industri.

Agus juga mengatakan di tengah gejolak geopolitik dunia saat ini, investasi yang tumbuh dua digit di industri manufaktur menunjukkan kepercayaan diri investor yang masih tinggi terhadap Indonesia. Kenaikan investasi dinilai juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih berada di jalurnya.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi pada triwulan I/2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I/2022 tersebut telah mencapai 23,5 persen dari target Rp1.200 triliun pada tahun ini.

"Kalau secara total PMDN dan PMA, realisasi investasi terbesarnya dikontribusikan oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp39,7 triliun,” sebut Agus.

Capaian tersebut ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan penghiliran industri, salah satunya upaya nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya.

BKPM juga mencatat realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp25,6 triliun atau berkontribusi 18,9 persen terhadap total capaian PMDN yang menembus Rp135,2 triliun.

Sektor manufaktur yang mengucurkan dananya paling besar pada periode tersebut, yakni industri makanan dengan nilai Rp9,7 triliun melalui 2.181 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebesar Rp4,6 triliun (846 proyek), serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp2,6 triliun (432 proyek).

Sementara itu, pada Januari-Maret 2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar US$5,4 miliar atau menyumbang 52,9 persen dari total capaian PMA yang berada di angka US$10,3 miliar.

Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$2,5 miliar dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi US$854 juta (650 proyek), industri makanan US$686 juta (951 proyek), serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain US$542 juta (468 proyek).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper