Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi pada semester I/2022 sebesar Rp282,4 triliun, meningkat 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir dengan pertumbuhan sebesar 16,9 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jika dirincikan, realisasi penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I/2022 mencapai Rp147,2, tumbuh 31,8 persen yoy. Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp135,2 triliun, tumbuh 25,1 persen yoy.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan realisasi investasi tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian yang semakin membaik dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya, terutama saat pandemi Covid-19 melonjak tinggi.
“Walaupun ada lonjakan Omicron [di kuartal I], kita lihat dampaknya ke ekonomi sudah semakin kecil, karena respon terhadap implementasi PPKM tidak terlalu dalam, dan masyarakat sudah beradaptasi dan vaksinasi sudah semakin luas,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/4/2022).
Faisal mengatakan, kondisi perekonomian yang semakin baik mendorong aktivitas konsumsi rumah tangga, termasuk juga investasi.
Menurutnya, realisasi investasi terlihat membaik di beberapa sektor, salah satunya sektor jasa yang selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan atau kontraksi yang dalam.
Di samping itu, investasi di sektor manufaktur dan pertabangan juga masih terus melanjutkan tren perbaikan.
“Pertambangan misalnya, sejalan dengan harga komoditas pertambangan yang sangat tinggi, jadi investasinya akan terus tinggi,” jelasnya.
Dia menambahkan, peningkatan investasi di sektor manufaktur pun sejalan dengan perbaikan kinerja sektor tersebut, yang tercermin dari PMI manufaktur yang tetap berada pada zona ekspansif pada kuartal I/2022.