Bisnis.com, JAKARTA - Dampak dari kebijakan lockdown di Shanghai yang merupakan pusat ekonomi di China, dinilai relatif kecil terhadap perekonomian domestik, terutama pada sektor perdagangan.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa jika berkaca dari gelombang-gelombang Covid-19 sebelumnya, penanganan yang dilakukan pemerintah China cenderung efektif.
Hal ini tercermin dari penanganan gelombang varian Delta sebelumnya yang berhasil ditangani dengan baik sehingga tidak begitu berdampak pada perekonomian pada periode tersebut.
“Atas dasar penanganan yang selama dilakukan secara baik oleh China dan asumsi varian yang menyerang pada saat ini adalah varian Omicron, yang relatif lebih ringan dibandingkan varian, saya kira dampak ke Indonesia relatif kecil,” katanya kepada Bisnis, Senin (25/4/2022).
Menurutnya, dampak transmisi akan terlihat di sektor keuangan, di mana lockdown tersebut dapat berdampak pada proses pemulihan ekonomi di China, apalagi Shanghai kata dia merupakan salah satu kota penopang perekonomian.
Namun demikian, Yusuf mengatakan jika lockdown dilakukan dengan waktu yang lebih lama dan varian yang muncul dari gelombang baru ternyata lebih buruk, maka tentu ada peluang proyeksi pertumbuhan ekonomi China akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga
Dampak langsung ke Indonesia akan terlihat pada kinerja ekspor, mengingat China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.
“Bentuk pengaruh saya kira akan lebih kepada lebih lamanya waktu yang diperlukan untuk aktivitas bongkar muat terutama di pelabuhan Shanghai, untuk permintaan barangnya sendiri meskipun akan berkurang namun potensi tetap dilakukan masih ada,” kata dia.