Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu AS Janet Yellen Kaji Wacana Pemangkasan Tarif Impor China, Sinyal Akhiri Trade War?

Menkeu AS Janet Yellen mengakui bahwa pemerintah AS memeriksa kembali dengan seksama strategi perdagangan dengan China dan mengatakan pemangkasan tarif dapat dipertimbangkan.
Menteri Keuangan perempuan pertama di Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg
Menteri Keuangan perempuan pertama di Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memberikan sinyal membuka diri untuk mengurangi tarif impor barang dari China yang diberlakukan pada era Trump.

"Kami memeriksa kembali dengan seksama strategi perdagangan kami sehubungan dengan China. Ini patut dipertimbangkan. Kami ingin melakukan yang kami bisa untuk mengatasi inflasi," katanya dalam wawancara dengan Bloomberg, seperti dikutip pada Jumat (22/4/2022).

Sebuah riset dari Peterson Institute for International Economics (PIIE) pada bulan lalu menunjukkan bahwa memangkas tarif dagang era Trump, termasuk pada barang asal China, dapat menurunkan inflasi hingga 1,3 persen.

Pengurangan itu hampir senilai pengeluaran US$797 per rumah tangga di AS. Lembaga think tank AS ini menyarankan administrasi Biden memangkas hingga 2 persen tarif dagang untuk menekan indeks harga konsumen.

Perlu diketahui, AS mencatatkan angka inflasi 8,5 persen per Maret. Isu inflasi juga telah menjadi sumber ketidakpuasan publik terhadap administrasi Biden, menurut survei opini publik.

Yellen mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meredam inflasi, termasuk melepas cadangan minyak strategis dan mengatasi kemacetan rantai pasok.

Dalam diskusi yang sama, Yellen juga menyerukan perlu adanya perubahan besar di badan keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang terbentuk sebelum Perang Dunia II.

"Tujuan utama dari lembaga-lembaga ini sudah tepat, tetapi dunia sudah berubah dengan cara yang signifikan," ungkap Yellen.

IMF dibentuk untuk mengatasi permasalahan satu negara. Namun, tiga krisis terbesar sepanjang sejarah, yakni guncangan ekonomi global 2008, pandemi, dan peperangan di Ukraina telah berdampak ke banyak negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper