Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan berbagai skema untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan masyarakat jelang mudik Lebaran 2022. Kendati demikian, berbagai kemungkinan bisa terjadi utamanya apabila keberangkatan masyarakat bertumpu pada satu waktu secara bersamaan.
Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub) akhir Maret lalu menemukan bahwa 85,5 juta orang di Indonesia berencana untuk melakukan perjalanan mudik. Lalu, 47 persen di antaranya berencana menggunakan jalur transportasi darat seperti mobil, bus, bahkan sepeda motor.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan ada kenaikan jumlah pemudik sebesar 40 persen jika dibandingkan dengan jumlah pemudik pada 2019, ketika pandemi belum terjadi. Seperti diketahui, mudik tidak diperbolehkan selama dua tahun sebelumnya.
Budi mengatakan Presiden Joko Widodo langsung menginstruksikan anak buahnya untuk melakukan berbagai simulasi dan persiapan menyambut animo mudik masyarakat yang tinggi.
Kemenhub memprediksi puncak arus mudik akan jatuh pada sekitar 28 April 2022, sedangkan puncak arus balik jatuh pada 8 Mei 2022. Kendati demikian, berbagai skema dan rekayasa lalu lintas akan diberlakukan mulai dari 28 April sampai dengan 1 Mei 2022, dan lanjut pada 6-8 Mei 2022 untuk arus balik.
Menurut Budi, faktor keberhasilan dalam penyelenggaran mudik, dalam artian tidak terjadi kemacetan panjang, termasuk peran dari masyarakat. Dia mengimbau agar masyarakat yang bisa mudik lebih awal agar menghindari keberangkatan pada 28 April, yang diprediksi menjadi puncak mudik.
"Kita prediksi apabila tidak ada kesadaran masyarakat secara bersama pada 28, 29, dan 30 [April], maka akan terjadi suatu kemacetan," jelas Budi, Rabu (20/4/2022).
Budi mengimbau agar masyarakat bisa "mencuri start" mudik dan berangkat pada sekitar akhir pekan ini dari 23-25 April 2022.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Santyabudi bahkan mengimbau masyarakat untuk berangkat lebih awal yakni hari ini, Jumat (22/4/2022), apabila sudah memasuki waktu cuti bersama bagi yang bekerja.
Firman mewanti-wanti agar pergerakan masyarakat tidak tertumpu pada hanya satu waktu saja, terutama pada 28 April 2022. Arahan tersebut bertujuan agar nantinya kendaraan tidak menumpuk terutama di jalan tol, sehingga kapasitas jalan tidak mampu lagi menampung dan kendaraan tidak bisa bergerak.
"Kenapa kita mengusulkan sudah mulai berangkat pada tanggal 22 April agar tersebar [keberangkatan] masyarakat pada hari-hari menjelang Idulfitri. Makin banyak waktu berangkat semakin sedikit beban yang ada di jalan," jelasnya.
Firman menargetkan rasio perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan atau VC Ratio pada saat arus mudik dan balik bisa di bawah angka 1. Menurutnya, VC Ratio ideal adalah 0,4 di mana kendaraan bisa bergerak dengan lancar.
Sebaliknya, apabila VC Ratio di atas 1, maka bisa jadi kemacetan panjang terjadi sampai kendaraan tidak bergerak sama sekali di jalan tol.
"Prediksi 23 juta kendaraan roda empat di jalan tol itu berada di angka [VC Ratio] hampir 1,9. Artinya kendaraan tersebut dalam keadaan tidak bisa bergerak," tuturnya.
Terkait dengan rekayasa lalu lintas, ganjil genap dan one way akan diberlakukan secara paralel dengan pembatasan kendaraan barang atau logistik. Rekayasa lalu lintas nantinya akan diberlakukan sesuai dengan diskresi Korlantas Polri.
One way dan ganjil genap akan dimulai Kamis (28/4/2022) sejak pukul 17.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, mulai dari KM 47 (Tol Jakarta- Cikampek) sampai dengan KM 414 (Gerbang Tol Kalikangkung).
Kemudian, rekayasa lalu lintas tersebut dilanjutkan Jumat (29/4/2022) mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, dari KM 47 sampai dengan KM 414.
Selanjutnya, pada Sabtu (30/4/2022), rekayasa dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, dari KM 47 sampai dengan KM 414.
Terakhir untuk arus mudik, one way dan ganjil genap pada Minggu (1/5/2022) akan dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB dari KM 47 sampai dengan KM 414.
Sementara itu, one way dan ganjil genap pada saat arus balik berlaku mulai 6-8 Mei 2022. Rekayasa lalu lintas akan dimulai pada Jumat (6/5/2022) sejak pukul 14.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, mulai dari KM 414 sampai dengan KM 47.
Selanjutnya, rekayasa lalu lintas diberlakukan pada Sabtu (7/5/2022) sejak pukul 07.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, mulai dari KM 414 sampai dengan KM 3 + 500.
Rekayasa terakhir akan dilaksanakan pada Minggu (8/5/2022) sejak pukul 07.00 WIB sampai dengan Senin (9/5/2022) pukul 03.00 WIB. One way dan ganjil genap pada saat itu akan dimulai dari KM 414 sampai dengan KM 3 + 500.
Untuk pembatasan angkutan barang, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pembatasan operasional angkutan barang akan dilakukan mulai dari H-4 Idulfitri pada arus mudik, dan mulai dari H+4 Idulfitri untuk arus balik.
"Pemberlakuan pembatasan operasional angkutan barang di ruas jalan tol dan ruas jalan non tol (jalan nasional) untuk arus mudik mulai 28 April-1 Mei 2022 dan arus balik mulai 6-9 Mei 2022," kata Budi, dikutip dari siaran pers, Jumat (22/4/2022).
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Kemenhub No.45/2022, angkutan barang yang akan dibatasi operasionalnya yakni mobil barang dengan Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) lebih dari 14.000 kilogram (kg) dan mobil barang dengan sumbu 3 (tiga) atau lebih.
Selain itu, mobil barang dengan kereta tempelan dan kereta gandengan dan mobil barang yang digunakan untuk mengangkut bahan galian meliputi tanah, pasir, dan/atau batu, bahan tambang, serta bahan bangunan.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berpesan agar kejadian saat mudik Lebaran 2018 nantinya tidak terulang kembali. Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno, penting bagi masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan mudik secara bersamaan pada puncak arus mudik.
Djoko menilai pekerja swasta secara umum seharusnya sudah bisa langsung melakukan perjalanan mudik beberapa hari sebelum 28 April 2022. Terlebih, jika yang memiliki opsi sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Baca Juga : Mudik 2022: Ini Sisa Kuota Angkutan Motor Gratis |
---|
"Jadi jangan menumpuk [di hari yang sama]. Makanya para pekerja sektor swasta kalau sudah bisa bekerja di rumah seharusnya sudah bisa libur lebih awal," terang Djoko.
Menurut akademisi Unika Soegijapranata itu, peningkatan pergerakan masyarakat untuk arus mudik sudah mulai bisa terlihat pada Senin pekan depan.
Selain itu, Djoko menegaskan bahwa ruas jalan tol bukanlah satu-satunya titik yang perlu diawasi. Menurutnya, rest area juga perlu diawasi agar tidak terjadi penumpukan pemudik di dalamnya.
"Rest area itu juga sumber kemacetan. Dulu tidak terpikir bahwa seperti rest area KM 57 itu padat seperti kampung," ujar Djoko.