Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) belum memberikan kepastian soal penyesuaian harga tiket pesawat usai kebijakan tuslah atau biaya tambahan berupa fuel surcharge diberlakukan.
"Harap sabar dulu yaa," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Selasa (19/4/2022).
Sebelumnya, maskapai pelat merah tersebut juga mengatakan masih bersikap wait and see dan terus memantau perkembangan harga minyak dunia. Perang Rusia-Ukraina telah mendorong melonjaknya harga minyak yang bisa turut berimbas ke harga avtur.
Irfan tentunya berharap agar harga minyak kembali turun sehingga tidak mengganggu bisnis penerbangan. Namun, apabila ternyata harga minyak tak kunjung membaik dan belum ada tindak lanjut lebih jauh dari pemerintah soal penyesuaian tarif, pihaknya juga akan mengambil langkah mengefektifkan rute-rute domestik agar tetap bisa menjual tiket pesawat.
“Kami terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan. Kalau tidak ada kesepakatan bersama, kami mesti melakukan adjusting jumlah penerbangan yang ada,” ujarnya.
Irfan menegaskan Garuda akan tetap mempertahankan tarifnya saat ini yang sudah berada di tarif batas atas (TBA). Terlebih masyarakat masih bisa memiliki opsi penerbangan lainnya yag lebih murah. Namun, tentunya masyarakat diminta untuk tidak berekspektasi mendapatkan fasilitas paling optimal dengan tarif paling murah.
Baca Juga
Terkait penaikan avtur, Irfan menilai juga tak ingin menaikkan tarif apabila pada akhirnya juga akan merugi. Maskapai juga dituntut untuk mengevalusasi dan memperbaiki layanan.
Namun,dia tak menampik bahwa dalam industri penerbangan, marginnya sangat tipis, sehingga imbas ke biaya operasional akan signifikan. Dia pun berharap segera adanya solusi soal naiknya avtur ini tanpa harus merugikan masyarakat.