Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah melonjaknya harga-harga energi PT Pupuk Kalimantan Timur berupaya memangkas penggunaan gas bumi dan mengalihkannya ke bahan bakar yang lebih efisien.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan sepanjang tahun lalu, penggunaan gas bumi sebagai pembangkit steam dan listrik mencapai 61 persen, sisanya sebesar 39 persen dipenuhi dari batu bara.
Rahmad mengatakan ke depan Pupuk Kaltim akan menghadirkan regasifikasi batu bara sebagai bahan bakar sehingga penggunaan gas bumi akan menurun. Selain itu, efisiensi energi juga dilakukan dengan menerapkan teknologi tertentu pada proses produksi.
"Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, kami akan melakukan revamping ammonia pabrik 2 sehingga nantinya dapat menurunkan pemakaian gas bumi hingga 4 MMBTU per ton [pupuk]," kata Rahmad kepada Bisnis, baru-baru ini.
Dia juga menjelaskan, pada 2021 perusahaan berhasil melakukan efisiensi konsumsi gas bumi dalam proses produksi urea dan amoniak. Konsumsi gas bumi untuk produk urea mencapai 25,36 MMBTU per ton yang jumlahnya lebih kecil daripada target 2021 yakni 25,88 MMBTU per ton. Sedangkan untuk produk amoniak, realisasi penggunaan gas alam hanya 34,02 MMBTU per ton dari target 34,35 MMBTU per ton.
Sementara itu, untuk mengamankan pasokan bahan baku gas, Rahmad mengatakan perseroan melakukan strategi regasifikasi LNG yang saat ini masih dalam tahap kajian.
Baca Juga
Selain itu gasifikasi batu bara yang disertai teknologi ramah lingkungan juga akan ditempuh untuk mengurangi ketergantungan pada gas alam.
"Regasifikasi LNG masih dalam kajian dan PKT akan bekerja sama dengan PT Badak LNG," ujarnya.
Sepanjang tahun lalu, Pupuk Kaltim mencatatkan volume produksi sebesar 6,72 juta ton, nilai yang sama dengan capaian 2020. Volume produksi itu terdiri atas 3,56 juta ton urea, 217.000 NPK dan 2,94 juta ton amoniak.
Adapun, kinerja penjualan Pupuk Kaltim sepanjang 2021 sebesar 4,58 juta ton, terdiri atas 3,49 juta ton urea, 231.000 ton NPK, dan 855.000 amoniak.