Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: Surplus Neraca Dagang Maret 2022 Berkah Harga Komoditas

Kenaikan harga komoditas menjadi motor utama kinerja neraca perdagangan Maret 2022. Sejumlah komoditas utama Indonesia berkontribusi besar.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). /Antara Foto-Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). /Antara Foto-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai bahwa capaian surplus neraca perdagangan pada Maret 2022 terjadi karena faktor di luar kontrol Indonesia, yakni kenaikan harga komoditas. Oleh karena itu pemerintah perlu mengantisipasi kondisi ke depan, jika harga komoditas sudah kembali turun.

Ekonom senior dan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah Redjalam menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga komoditas menjadi motor utama kinerja neraca perdagangan Maret 2022. Sejumlah komoditas utama Indonesia berkontribusi terhadap kinerja ekspor.

Menurutnya, hal tersebut mendorong kenaikan penerimaan pemerintah selama awal 2022, baik dari sisi pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Piter menilai bahwa kondisi itu menjadi sinyal positif terhadap perekonomian kuartal I/2022.

Meskipun begitu, dia menilai bahwa kinerja neraca perdagangan bukan berasal dari faktor yang berada dalam kendali pemerintah. Oleh karena itu, Indonesia perlu mencermati faktor-faktor yang berada dalam kendali untuk bisa mendorong perekonomian lebih kuat ke depannya.

"Kenaikan neraca perdagangan ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga komoditas yang tidak bisa diatur oleh pemerintah," ujar Piter kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).

Piter menilai bahwa pemerintah harus mempersiapkan diri jika harga komoditas kembali turun karena akan berdampak terhadap penerimaan negara. Harga komoditas sendiri melonjak salah satunya karena konflik Rusia dan Ukraina, sehingga jika konflik itu mereda terdapat kemungkinan harga menurun.

Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan 23 kali berturut-turut pada Maret 2022. Berdasarkan catatan BPS, surplus neraca perdagangan Maret 2022 mencapai US$4,53 miliar, memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Nilai ekspor pada Maret 2022 tercatat US$26,50 miliar dan nilai impor hanya US$21,97 miliar. Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan bahwa tingginya pertumbuhan ekspor nonmigas pada Maret 2022 menyebabkan surplus neraca perdagangannya turut terdongkrak.

"Beberapa komoditas nonmigas yang mengalami kenaikan harga yang tinggi, di antaranya batu bara sebesar 49,91 persen, nikel 41,26 persen, dan minyak kelapa sawit 16,72 persen," ujar Margo dalam konferensi pers neraca perdagangan, Senin (18/4/2022).

Jika dirinci, kenaikan ekspor nonmigas disumbang oleh sejumlah komoditas yakni bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, nikel, dan logam mulia.

Menurut Margo, kenaikan ekspor nonmigas disumbangkan dari sejumlah mitra dagang utama, yakni China, India, Amerika Serikat, Vietnam, dan Malaysia. Sebaliknya, penurunan ekspor nonmigas terbesar berasal dari Ukraina, Mauritania, Bulgaria, Turki, dan Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper