Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Elon Musk Membeli Semua Saham Twitter

Harga saham Twitter melonjak karena melihat Elon Musk bisa pemegang saham terbesar dalam platform tersebut.
Logo Twitter. /Reuters-Kacper Pempel
Logo Twitter. /Reuters-Kacper Pempel

Bisnis.com, JAKARTA – Belakangan ini Elon Musk membuat geger media sosial karena keputusannya yang akan membeli Twitter, orang terkaya tersebut menawari US$43 miliar atau setara dengan Rp618 triliun.

Alasan yang dimiliki Musk untuk memiliki twitter seutuhnya bukan karena bisnis maupun keuntungan uang, akan tetapi musk mengungkapkan alasannya adalah agar media sosial Twitter ini tetap menjadi platform demokratis.

Lalu, dalam perjalanan menuju keputusan untuk membeli Twitter ini Musk memiliki perjalanan panjang. Seperti dilansir TheVerge pada Senin (18/4/2022), saat itu pada 4 April 2022, Elon Musk telah mengumumkan bahwa dia membeli 9,1 persen Twitter. 

Hal ini tentunya membuat harga saham Twitter melonjak karena melihat orang terkaya didunia itu menjadi pemegang saham terbesar dalam platform tersebut, lalu perusahaan menanggapi hal ini dengan menawarkannya untuk duduk di kursi dewan pemegang saham.

Tawaran tersebut merupakan strategi agar Musk tidak dapat membeli saham diatas 15 persen, pada awalnya pun Musk mengindahkan tawaran ini. Namun, Musk berubah pikiran dan berkata tidak.

Setelah menolak kursi di dewan Twitter, Musk memperbarui pengajuannya ke Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menunjukkan bahwa dia tidak akan menjadi pemain pasif dalam urusan perusahaan. Dalam hal ini merupakan petunjuk pertama bahwa Musk mungkin mencoba sesuatu yang lebih berdampak daripada hanya membeli beberapa saham untuk melayani sebagai anggota dewan.

Lalu, beberapa jam setelah mengumumkan tawarannya untuk membeli Twitter, Musk berada di atas panggung di Vancouver untuk wawancara langsung dengan pendiri TED Talk, Chris Anderson. Selama percakapan, Musk berbicara tentang "obsesi dengan kebenaran" dan menggemakan komentar yang dibuat dalam pengajuan SEC tentang keinginannya untuk melindungi kebebasan berbicara dan demokrasi.

Beragam tanggapan hadir dalam isu ini, seperti tanggapan Casey Newton dari Platformer awalnya tidak akan mengira bahwa Musk akan mengambil alih seutuhnya Twitter, Casey mengemukakan bahwa ketentuan “pil racun” Twitter mungkin tidak cukup untuk menghentikan Musk. Tetapi dia juga berasumsi bahwa Musk hanya akan terus menjebak perusahaan melalui tweetnya.

Disisi lain, Musk mengatakan bahwa Twitter harus menjadi pribadi untuk menjalani perubahan yang perlu dilakukan. Ini termasuk fitur edit, algoritme sumber terbuka, lebih sedikit moderasi, dan bilah yang lebih tinggi untuk menghapus tweet yang menyinggung.

Jika ditarik dalam perjalanan Musk dan Twitter, keduanya sudah sangat akrab karena Musk ini adalah pengguna Twitter yang produktif. Dia juga seorang troll atau orang yang suka bercanda dalam platform ini dan samapai sejauh ini Musk belum mengatur pembiayaan untuk membeli Twitter dan menjadikannya milik pribadi.

Musk Akan Menyerah Mengakusisi Apabila?

Musk mengatakan dia mungkin tidak akan menang pada akhirnya. Jika dia berhasil menekan Twitter untuk membuat perubahan yang dia inginkan, dia mungkin akan menarik kembali tawarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper