Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 akan mencetak surplus sebesar US$2,89 miliar. Surplus tersebut didukung oleh kinerja ekspor pada Maret 2022 yang meningkat, bai dari sisi nilai maupun volume.
Nilai ekspor pada Maret 2022 diperkirakan tumbuh sebesar 23,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). “Kinerja ekspor diperkirakan ditopang oleh kenaikan harga komoditas ekspor, di mana harga CPO naik sekitar 14,8 persen secara bulanan [month-to-month/mtm) dan batubara naik 46 persen mtm,” katanya kepada Bisnis, Minggu (17/4/2022).
Di sisi lain, kinerja manufaktur dari mitra dagang Indonesia cenderung bervariasi, misalnya PMI Manufaktur di Amerika Serikat dan Jepang cenderung, namun diimbangi oleh penurunan PMI manufaktur dari Kawasan Eropa, China, dan India.
Josua memperkirakan, kinerja impor pada Maret 2022 tumbuh sebesar 18,21 persen yoy. Peningkatan impor tersebut dipengaruhi oleh kenaikan impor nonmigas dan migas.
Menurut dia, kenaikan impor nonmigas diperkirakan akan didorong oleh aktivitas ekonomi, terutama produksi yang kembali meningkat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pasca pelonggaran PPKM pada bulan lalu.
“Sementara itu, melihat pola musiman setiap tahunnya impor migas cenderung meningkat dalam 1–2 bulan jelang Idulfitri,” kata dia.
Selain itu, dia menambahkan, kenaikan harga minyak dunia sekitar 19,5 persen secara bulanan juga diperkirakan akan mendorong peningkatan impor migas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel