Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan Presidensi G20 Indonesia tidak berniat membahas isu geopolitik maupun mengeluarkan suatu negara dari keanggotaan G20.
Daripada membahas isu geopolitik dalam forum G20, menurut Airlangga pembahasan isu tersebut dapat dilakukan di luar forum tersebut.
Tanggapan tersebut datang ketika Duta Besar China Lu Kang mensinyalir bahwa pembahasan isu geopolitik menjadi lebih dominan dalam acara G20.
"Pembahasan tersebut bisa dilakukan secara terpisah dan Presidensi G20 Indonesia tidak berencana mengeluarkan keanggotaan satu negara pun karena dalam forum G20 tidak ada aturan seperti halnya pada forum-forum yang lain," kata Airlangga saat menerima kunjungan diplomatik dari Dubes China pada Selasa (12/4/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga berharap dukungan dari China terhadap penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun ini, terlebih di tengah tensi geopolitik yang tentu saja bepengaruh terhadap pembahasan forum G20.
Seperti yang telah diketahui, AS bersama negara-negara yang tergabung dalam G7 berniat untuk mendepak Rusia dari keanggotaan G20 setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Baca Juga
Negara-negara tersebut bahkan telah menjatuhkan sanksi internasional sebagai bentuk protes mereka terhadap penyerangan yang dilakukan oleh Rusia.
Tak tanggung-tanggung, negara-negara seperti Inggris, AS hingga Australia menentang keras kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada Oktober mendatang.
Kendati demikian, Indonesia menegaskan akan mengundang semua anggota G20 untuk menghadiri KTT G20. Bahkan, pemberitahuan tersebut telah disampaikan sejak Februari lalu.