Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Susun Road Map Penghiliran Logam Tanah Jarang

Sebagai langkah awal menyusun peta jalan, Kementerian Perindustrian atau Kemenperin akan mengidentifikasi potensi cadangan logam tanah jarang yang dapat dimanfaatkan. Hal itu sebagaimana telah dilakukan sejumlah negara pengembang produk hilir logam tanah jarang seperti China, Vietnam, Brasil, India, dan Amerika Serikat.
Cadangan logam tanah jarang yang diperkirakan cukup banyak membuka peluang Indonesia melakukan penguatan industri/Ilustrasi
Cadangan logam tanah jarang yang diperkirakan cukup banyak membuka peluang Indonesia melakukan penguatan industri/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian tengah menyusun peta jalan atau road map penghiliran logam tanah jarang. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan secara potensi, Indonesia memiliki potensi logam tanah jarang yang tinggi tetapi ekstraksinya membutuhkan pengembangan teknologi tinggi.

Langkah awalnya yakni identifikasi potensi cadangan logam tanah jarang yang dapat dimanfaatkan. Hal itu sebagaimana telah dilakukan sejumlah negara pengembang produk hilir logam tanah jarang seperti China, Vietnam, Brasil, India, dan Amerika Serikat.

"Ada cadangan yang mungkin bisa dikuantifiasikan, di China 44 juta ton, Vietnam 22 juta ton, Brasil 21 juta ton, India 6,9 juta ton, dan Amerika 1,5 juta ton. Mereka sudah tahu estimasi yang masuk ekstraksi," kata Taufiek saat rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Senin (11/4/2022).

Dari sisi penghiliran industri, lanjutnya, logam tanah jarang dapat dimanfaatkan di sektor pertahanan dan energi hijau. Ke depan, Taufiek mengatakan regulasi penghilirannya akan diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres).

Selain itu, penggunaan logam tanah jarang juga dapat menjadi katalis pengembangan peralatan medis berteknologi tinggi seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI).

"Roadmap kami sudah memasukkan industri-industri terkait dengan baterai dan green technology, sudah masuk roadmap kami. Tetapi tentu tidak akan bekerja kalau tidak ada kekuatan di cadangan dan industri yang fokus," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper