Bisnis.com, JAKARTA - Industri alas kaki yang sempat tertekan penyebaran Covid-19 varian Omicron, kini telah membaik utilitas kapasitas produksinya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan selain terpicu permintaan lebaran, perbaikan produksi juga didorong wacana pembelajaran tatap muka 100 persen.
"Sekarang [utilitas kapasitas produksi] sudah membaik, apalagi kemarin pemerintah sudah membolehkan mudik, aktivitas membaik, sebagian besar sekolah juga mulai mau tatap muka 100 persen," kata Firman kepada Bisnis, Jumat (1/4/2022).
Namun demikian, di awal bulan ini, industri sepatu juga ikut tertekan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen. Firman mengatakan selama pandemi, harga-harga sudah mengalami lonjakan sehingga otomatis harga jual juga sudah terkerek di level konsumen.
Dengan kebijakan tarif PPN yang baru ini, Firman mengatakan pelaku usaha kemungkinan tidak akan kembali menaikkan harga jual, terutama untuk menjaga daya beli.
"Soal tax, kami tidak bisa menaikkan harga. Dampak pandemi sendiri pun sudah menaikkan harga," imbuhnya.
Baca Juga
Persoalan lain yakni pasokan bahan baku impor yang semakin sulit didapatkan. Selain karena kelangkaan kontainer yang belum mereda, regulasi pemerintah juga cenderung membatasi kuantitas importasi.
Sedangkan, jika mengambil pasokan bahan baku dari dalam negeri, harganya lebih tinggi dan secara variasi model tidak beragam.
"Variasi model harus banyak, tidak mungkin model dipenuhi 100 persen dari Indonesia, mau tidak mau harus impor. Kalau beli lokal, secara variasi model pasti kalah," ujarnya.