Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia kembali tersungkur pada perdagangan hari ini, Selasa (29/03/2022). Adapun, faktor penggerak harga minyak masih seputar perkembangan perang Rusia-Ukraina dan penanganan Covid-19 di China.
Harga minyak jenis Brent tercatat di level US$112,48/barel, turun 6,77 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Sementara itu, minyak bumi jenis West Texas Intermediate (WTI) harganya mencapai US$105,96/barel, harga minyak WTI berkurang 6,97 persen daripada hari sebelumnya.
Penyebab turunnya harga minyak tersebut adalah munculnya tanda-tanda perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Pembicaraan damai antara kedua negara eks Uni Soviet tersebut akan dilangsungkan di Turki.
Perang Rusia-Ukraina sempat membuat harga minyak membumbung tinggi, bahkan mencatat rekor. Pasalnya, Rusia adalah salah satu pemain utama di pasar minyak dunia. Serangan ke Ukraina membuat Rusia dijatuhi sanksi larangan ekspor migas oleh Amerika Serikat (AS), yang diikuti oleh Inggris dan beberapa negara lainnya, sehingga menyebabkan pasokan minyak ke Eropa menjadi terganggu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron menghendaki agar perjanjian damai antar dua negara yang bertikai tersebut segera terlaksana.
“Kita seharusnya tidak memperkeruh suasana, baik dengan kata-kata maupun tindakan. [Ini bertujuan] untuk menghindari konfrontasi militer, guna mencapai gencatan senjata saat ini. [Diharapkan] kemudian terjadi penarikan pasukan Rusia melalui cara diplomatik,” jelas Macron, dikutip dari Bloomberg, Selasa (29/03/2022).
Baca Juga
Macron mengatakan dia menemui Putin karena Presiden Ukraina Zelenskyy memintanya. Macron juga mencoba mengamankan koridor kemanusiaan. Seorang diplomat mengatakan bahwa Macron juga dapat menyampaikan informasi kepada presiden Rusia tentang seberapa buruk perang yang terjadi bagi pasukannya, karena orang-orang di sekitarnya kemungkinan mengepung dia dari kebenaran.
Seorang pejabat Elysee mengatakan Prancis tidak melakukan apa pun tanpa berkonsultasi dengan Zelenskiy. Prancis meminta penarikan total pasukan Rusia, pejabat itu menambahkan, mencatat bahwa Macron mengatakannya secara terbuka.
Melihat perkembangan konflik yang mengarah ke gencatan senjata, ada harapan hubungan Rusia dengan negara-negara Barat bisa dipulihkan. Dengan demikian, minyak Rusia bisa kembali masuk ke pasar dunia sehingga kelangkaan pasokan bisa teratasi dan harga lebih terkendali.
Selain konflik Rusia dan Ukraina, meledaknya kasus Covid-19 varian omicron di China juga turut menendang jatuh harga minyak. Rystad Energy memperkirakan lockdown di sejumlah kota di China termasuk Shanghai, memangkas permintaan minyak sebanyak 200.000 barel per hari. Sekitar 62 juta penduduk China telah mengalami lockdown.
Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia and New Zealand Banking Group Ltd., membenarkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan berkurangnya minyak mentah di China.
“Sulit untuk melihat volatilitas mereda dalam waktu dekat. Pasar benar-benar ketakutan oleh wabah Covid-19 di Shanghai dan apa yang bisa terjadi. Ini sangat mempengaruhi permintaan minyak mentah di China,” pungkas Hynes.