Bisnis.com, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur mencatatkan kinerja perolehan laba tertinggi sepanjang masa pada 2021, meski volume produksi konstan dibandingkan dengan capaian 2020.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Ramhad Pribadi mengatakan sepanjang tahun lalu perseroan membukukan total laba Rp6,17 triliun atau 311 persen dari target.
Adapun, pertumbuhannya mencapai 176,68 persen dibandingkan perolehan 2020 sebesar Rp2,23 triliun. Sementara itu, volume produksi pupuk sepanjang 2021 tercatat sebesar 6,72 juta ton, atau sama dengan perolehan 2020.
"Laba di tahun 2021 menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah," kata Rahmad dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/3/2022).
Kinerja penjualan Pupuk Kaltim sepanjang 2021 sebesar 4,58 juta ton, terdiri atas 3,49 juta ton urea, 231.000 ton NPK, dan 855.000 amoniak. Sedangkan volume produksi dengan total 6,72 juta ton terdiri atas 3,56 juta ton urea, 217.000 NPK dan 2,94 juta ton amoniak.
Meski tak menyebutkan angka proyeksi tahun ini, Rahmad membidik kinerja laba yang lebih dari 2021. Adapun untuk volume produksi, utilitas kapasitas produksi perseroan sudah di angka 100 persen.
Baca Juga
Ke depan, Pupuk Kaltim membidik ekspansi dan diversifikasi usaha. Selain untuk mengembangkan volume produksi juga memperluas pasar-pasar ekspor baru.
Pada kuartal terakhir tahun ini perseroan diproyeksikan sudah dapat mengoperasikan pabrik amonium nitrat, salah satu upaya penghiliran produk berbasis amoniak yang dihasilkan dari gas alam. Upaya penghiliran lain, pembangunan pabrik soda ash yang juga berbahan bahan amoniak dengan kapasitas sekitar 300.000 ton per tahun. Di Papua Barat, perseroan juga akan mengembangan pabrik amoniak, urea, dan metanol.
"Persiapan akan kami lakukan di 2022. Kemudian konstruksinya kami harapkan di semester I/2023. Terkait penyelesaian proyek, NPK biasanya lebih pendek, soda ash juga lebih pendek, tetapi sekitar dua, tiga, hingga empat tahun," imbuh Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta.
Lebih lanjut, strategi diversifikasi usaha yang dilakukan Pupuk Kaltim tidak hanya terfokus pada potensi bisnis, melainkan juga berbasis pada energi terbarukan. Hal ini dilakukan seiring dengan komitmen perusahaan untuk memimpin transformasi petrokimia menjadi industri hijau.
Kedepan dalam hal diversifikasi usaha dan ekspansi, PKT juga akan terus mengembangkan bisnis di sektor hilir petrokimia berbasis gas alam. Melalui hilirisasi, komoditas tersebut akan memiliki nilai tambah yang semakin tinggi, seperti hilirisasi amoniak yang dapat meningkatkan nilai tambah.