Bisnis.com, JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) akan memperluas pengembangan lahan dalam program ekosistem pertanian terpadu Makmur hingga lima kali lipat tahun ini. Tahun lalu, perseroan mampu melampaui sejumlah indikator target program Makmur yang ditetapkan.
Sepanjang 2021, program Makmur oleh PKT berhasil menggandeng 9.780 petani untuk bergabung, melebihi target 2021 sebanyak 9.000 petani.
Selain itu, PKT juga berhasil mengembangkan 18.110 hektar atau berhasil merealisasikan hingga 151 persen dari target 2021.
Dari program tersebut capaian penjualan pupuk mencapai 9.310 ton yang terdiri atas 3.934 pupuk NPK dan 5.376 Urea. Penjualan kedua jenis pupuk dalam program ini melampaui target 2021, masing-masing 109 persen untuk NPK dan 224 persen untuk Urea.
Manajer Program Makmur PKT Adrian Putera mengatakan perusahaan tahun ini membidik kemitraan dengan 25.000 petani dan target cakupan lahan mencapai 60.000 hektar yang tersebar di wilayah yang dimandatkan kepada PKT, yakni Sulawesi (Barat, Selatan, Tengah dan Utara), Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
"Di 2022 lebih menantang lagi untuk program makmur, tadinya di 2021 hanya 50.000 hektare [target pengembangan Pupuk Indonesia Group], di tahun ini dikalikan lima kali. Kami dibebankan sebesar 60.000 hektare dan petani yang kami bisa ajak juga meningkat menjadi 25.000 orang, sehingga ada lima kali peningkatan target," jelas Adrian dalam webinar, Selasa (15/3/2022).
Secara keseluruhan, realisasi program Makmur di Pupuk Indonesia Group pada tahun lalu mencapai 71.612 hektar pengembangan lahan, 50.054 orang akuisisi petani, dan 54.770 ton penjualan pupuk non subsidi.
Direktur Keuangan dan Umum PKT, Qomaruzzaman menambahkan sejak awal terbentuknya program Makmur pada dua tahun lalu, perseroan berupaya menciptakan ekosistem pertanian yang kondusif guna mendukung petani untuk mencapai produktivitas optimalnya.
Berdasarkan catatan Pupuk Indonesia, dengan adanya program Makmur, terjadi peningkatan produktivitas petani pada tahun lalu dengan komoditas jagung sebesar 34,91 persen dan padi 33,71 persen.
Selain itu, keuntungan petani juga meningkat 48,07 persen untuk jagung dan 44.92 persen untuk padi. Selain mendampingi petani dalam proses operasional sehari-hari, PKT juga memperkuat kolaborasi end-to-end dengan berbagai pihak seperti instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi.
"Melalui upaya ini, PKT tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga mendorong tercapainya kesejahteraan petani secara finansial," kata Qomaruzzaman.