Bisnis.com, JAKARTA – China Eastern Airlines bisa dikatakan sebagai maskapai di Negeri Tirai Bambu terpenting dalam industri penerbangan komersial saat ini. China Eastern juga memiliki beberapa anak perusahaan maskapai penerbangan, dan akan berusia 34 tahun pada 2022.
Kabar kecelakaan tragis yang menimpa China Eastern Airlines pada Senin (21/3/2022) mengejutkan publik. Setelah lepas landas dari ibu Kunming, Yunnan. Pesawat tengah menuju Guangzhou, yang berbatasan dengan Hong Kong.
Pesawat buatan Boeing 737-800 bernomor MU5735 membawa 123 penumpang dan sembilan awak itu jatuh di daerah perbukitan. Pesawat langsung meledak sesaat setelah menghantam perbukitan. Dilaporkan tidak ada yang selamat dari kejadian nahas tersebut.
Lantas bagaimana sejarah China Eastern Airlines sendiri? Seperti yang dilansir dari simpleflying.com, maskapai ini berkantor pusat di Shanghai. Mereka memiliki hub dan basis operasi di seluruh negeri, dan tipe pesawat yang beragam sehingga memungkinkannya melayani berbagai tujuan. China Eastern Airlines muncul hampir 34 tahun yang lalu, pada Juni 1988.
Seperti diketahui, pada 1998 menjadi tahun yang penting bagi penerbangan komersial di China. CAAC Airlines sebelumnya memonopoli perjalanan udara sipil di negara tersebut karena merupakan cabang dari Administrasi Penerbangan Sipil China.
Namun, setelah 36 tahun beroperasi, maskapai ini dipecah menjadi enam maskapai pada 1988, dengan masing-masing melayani wilayah tertentu, seperti yang disarankan oleh nama China Eastern Airlines.
Sembilan tahun setelah pembentukannya, China Eastern Airlines yang baru dibentuk, melakukan akuisisi pertamanya. Ini membuatnya mengambil alih maskapai China General Aviation yang berbasis di Taiyuan yang berusia 10 tahun. Perusahaan ini berkembang pesat dalam dekade pertama operasinya, dengan melakukan akuisisi dan menawarkan saham di tingkat internasional.
Kejayaan maskapai ini terus berlanjut di abad ke-21, dalam bentuk penggabungan lebih lanjut dan pendirian maskapai penerbangan anak perusahaan. Tercatat China Eastern saat ini menerbangkan lebih dari 600 pesawat.
Di sisi angkutan penumpang, China Eastern mengalami ekspansi yang signifikan pada periode 2002/2023. Pada periode tersebut, maskapai menggabungkan China Yunnan Airlines dan China Northwest Airlines ke dalam operasinya. Dua operator yang diakuisisi tersebut adalah salah satu dari enam operator yang awalnya dibentuk oleh pemecahan CAAC Airlines pada 1988.
Operator penerbangan ini juga pertama kali mengakuisisi Shanghai Airlines 2009. Namun Shanghai Airlines tetap melanjutkan dengan mereknya sendiri, meskipun sebagai anak perusahaan China Eastern. Ini juga berlaku untuk China United Airlines berbiaya rendah, yang dibeli pada 2010.
Dalam beberapa tahun terakhir, pesawat komersial buatan China telah memainkan peran yang semakin signifikan di China Eastern Airlines. Misalnya, data dari ch-aviation.com menunjukkan bahwa maskapai telah mulai menerima contoh COMAC ARJ21-700, yang terbang untuk anak perusahaan lain, OTT Airlines. OTT juga akan menjadi operator peluncuran COMAC C919 twinjet mendatang.
Pada Juli 2021, China Eastern Airlines juga menerima pengiriman Airbus A350-900 pertama buatan China. Grup ini juga memiliki sekitar 10 persen saham di grup Air France-KLM. Kemitraan ini bisa dinilai masuk akal, mengingat Chian Eastern, bersama dengan Air France dan KLM, adalah anggota SkyTeam.