Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengembang di China, termasuk China Evergrande Group tengah di ambang tenggat waktu untuk melaporkan laporan keuangan tahun 2021 yang diaudit bulan ini.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (22/3/2022), Evergrande dan dua unitnya yang terdaftar di Hong Kong menunda penerbitan laporan keuangan pada 31 Maret lantaran audit belum selesai.
Sementara itu, perusahaan lainnya seperti Sunac China Holdings Ltd. dan Shimao Group Holdings Ltd. juga melaporkan hal yang sama.
Perusahaan beralasan bahwa gelombang Covid-19 di China telah menyebabkan perubahan drastis pada operasi perusahaan untuk menjalankan prosedur audit.
Pengembang China yang terdaftar di Hong Kong menghadapi tenggat waktu untuk mengumpulkan laporan tahunan pada 31 Maret, keterbukaan keuangan pertama yang diaudit sejak industri mengalami krisis likuiditas.
Aspek transparansi dan tata kelola menjadi perhatian menyusul rentetan gagal bayar pada tahun lalu.
Evergrande juga mengumumkan telah menunjuk King & Wood Mallesons sebagai penasihat hukum tambahan untuk mengelola risiko utang.
Perusahaan real estate yang berbasis di Tianjin, Sunac mengatakan bahwa prosedur audit grup tidak dapat diselesaikan sesuai jadwal akibat pembatasan perjalanan dan logistik di China dan Hong Kong.
Dalam pernyataan terpisah, Sunac memperkirakan laba pada 2021 turun sekitar 85 persen karena faktor-faktor termasuk tantangan sektor ini pada paruh kedua tahun lalu.
Sementara itu, Shimao berkantor pusat di Shanghai mengatakan proses auditnya telah terdampak oleh permasalahan manajemen dan banyak karyawan harus melakukan karantina pada saat gelombang Covid.
"[Ada penundaan dalam memperoleh] konfirmasi eksternal dari pihak ketiga untuk melakukan audit," kata perusahaan.
Shimao memperkirakan laporan keuangan akan dipublikasikan sebelum 30 April. Perusahaan telah mengubah lembaga auditornya, yang pertama sejak 27 tahun.