Bisnis.com, JAKARTA – Krisis minyak goreng yang melanda Indonesia kembali mendapat sorotan, kali ini dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Mereka menuding pemerintah telah gagal menghadapi krisis minyak goreng yang ditandai dengan menghilangnya stok hingga aksi penimbunan komoditas tersebut.
Dikutip dari @bemui_official, Selasa (23/3/2022), akun Instagram BEM UI menulis,” PAK JOKOWI, RAKYATMU TERBUNUH AKIBAT MINYAK GORENG.”
Menurut BEM UI, kegagalan pemerintah dalam melakukan stabilisasi harga dan mengamankan pasokan minyak goreng juga berujung pada kematian sejumlah warga ketika mengantre untuk membeli minyak goreng.
“Krisis minyak goreng yang melanda Indonesia beberapa waktu belakangan ternyata menyisakan cerita duka yang menyayat hati. Bagaimana tidak, setidaknya ada dua orang yang meninggal dunia setelah mengantre berjam-jam di pasar ritel hanya untuk mendapatkan minyak goreng,” tulis BEM UI.
Tak hanya itu, BEM UI juga menyoroti kegagalan pemerintah dalam menindak pelaku penimbunan minyak goreng dengan mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.
“Anomali ini juga ditemukan ketika stok minyak goreng membanjiri pasar ritel tidak sampai 24 jam setelah pencabutan HET. Hal ini telah mengindikasikan bahwa pemerintah gagal melakukan pengawasan terhadap penimbunan minyak goreng yang selama ini terjadi selama kelangkaan minyak goreng di pasaran,” tulis mereka.
Krisis minyak goreng ini juga menyeret nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam acara diskusi virtual yang ditayangkan melalui YouTube pada Jumat (18/3/2022), elite PDI Perjuangan (PDIP) yang identik dengan kesan partai wong cilik itu mengaku dirinya sampai mengelus dada melihat antrean minyak goreng yang terjadi di sejumlah tempat.
"Sekarang kita lihat soal hebohnya urusan minyak goreng. Saya sampai ngelus dodo. Bukan masalah enggak ada atau mahalnya harga minyak goreng. Saya sampai mikir, jadi tiap hari apakah ibu-ibu itu hanya menggoreng? Sampai sebegitu rebutannya," kata Megawati seperti dikutip Bisnis, Sabtu (19/3/2022).
Pernyataan Megawati tersebut disampaikan di tengah mahalnya harga minyak goreng menjelang memasuki bulan puasa 2022.