Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya mengambil momentum saat minyak dunia mengalami tren peningkatan akibat konflik Rusia dan Ukraina. Oleh karena itu, SKK Migas menargetkan penambahan program kerja.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyatakan, kenaikan harga minyak dunia berpeluang mendorong peningkatan investasi. Sebab itu, SKK Migas berencana meningkatkan rencana kerja untuk tahun ini.
"Saat harga minyak tinggi seperti sekarang, peningkatan investasi bisa terjadi. Kami akan menambah program kerja baik pemboran maupun workover dan well service yang memerlukan tambahan drilling rig serta services lainnya," jelas Julius, Senin (21/03/2022).
Julius memaparkan, saat ini SKK Migas tengah melakukan identifikasi dan pembahasan mengenai penambahan program kerja. Untuk menjaga minat investasi di tengah tren harga yang positif saat ini, Julius memastikan, SKK Migas berupaya memfasilitasi kemudahan berbisnis sektor hulu.
Adapun upaya yang dilakukan SKK Migas adalah percepatan proses perizinan hingga pemberian insentif demi mendorong keekonomian proyek.
Meski demikian, menurut Julius, realisasi produksi hulu migas masih belum mencapai target. Salah satu faktor penyebabnya adalah terjadinya unplanned shutdown di ExxonMobil Cepu Ltd dan Pertamina Hulu Rokan (PHR). Selain itu, ada juga planned shutdown di LNG Tangguh Train-2 selama sebulan untuk maintenance.
Julius menyebutkan tren produksi migas nasional menunjukkan peningkatan.
“Per 28 Februari 2022 produksi minyak nasional mencapai 630 KBOPD, untuk produksi gas bumi sebanyak 5.500 MMSCFD. Secara total produksi migas mencapai 1.617,8 MBOEPD.
Selain itu nilai investasi hingga akhir Februari 2022 mencapai US$ 1,6 miliar. Julius menuturkan, saat ini kegiatan pemboran masih terus berjalan.
"Pemboran eksplorasi masih 4 sumur ditajak sampai hari ini dan sumur pengembangan sudah ditajak sekitar 120 sumur," urai Julius.
Pada tahun ini, SKK Migas menargetkan lifting 2022 untuk minyak sebesar 703 ribu BOPD dan lifting gas 5.800 MMSCFD. Selain itu, untuk pengeboran eksplorasi akan mencapai 42 sumur atau meningkat dari capaian tahun 2021 yang sebanyak 28 sumur.
Selanjutnya, pengeboran sumur pengembangan akan meningkat signifikan menjadi 790 sumur dari realisasi 2021 yang sebanyak 480 sumur. Sementara itu, untuk sumur kerja ulang (workover) akan mencapai 581 sumur lebih banyak daripada pencapaian lalu yang hanya 566 sumur. Peningkatan kinerja juga dilakukan melalui kegiatan well service dari 22.790 kegiatan pada tahun 2021 menjadi 29.582 kegiatan pada 2022.
Terakhir, SKK Migas menargetkan ada tambahan 12 proyek migas yang bakal onstream. kehadiran 12 proyek migas ini bakal mengerek produksi minyak sebesar 19.000 barel oil per day (BOPD) dan gas sebesar 567 MMSCFD, dengan nilai investasi mencapai US$ 1,35 miliar.