Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan ambisinya untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dalam portofolio bisnisnya. Hal ini sejalan dengan upaya Pertamina mengawal transisi energi dan dekarbonisasi.
Untuk itu, Pertamina hadir di Dubai Expo untuk mempromosikan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. Melalui gelaran ini, BUMN ini ingin menggandeng investor yang peduli terhadap energi baru dan terbarukan (EBT).
Dubai Expo merupakan ajang untuk mempromosikan seluruh potensi perdagangan, peluang investasi, dan pariwisata.
President Director of Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yuniarto menyebutkan ajang ini menjadi kesempatan untuk memperluas jaringan internasional untuk transisi energi.
“Melalui kerja kemitraan yang saling menguntungkan dan menciptakan nilai lebih lanjut bagi dunia,” jelas Yuniarto
Pertamina terus berkomitmen untuk mengembangkan EBT, salah satunya dengan mengoptimalkan energi panas bumi. Sebagai wilayah yang berada di area ‘cincin api’, saat ini Indonesia memiliki 13 wilayah kerja energi panas bumi dengan total kapasitas 1.877 megawatt.
Panas bumi merupakan salah satu sumber energi hijau terbesar di Indonesia yang mampu diubah menjadi listik yang bersih. Selain itu, di sekitar wilayah kerja energi panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata hijau dan wisata industri hijau.
“Panas bumi adalah sumber energi yang stabil dan kita punya kapasitas yang besar,” ungkap Yuniarto.
Pertamina telah memiliki 1t wilayah kerja (WK) panas bumi yaitu Gunung Sibuali-Buali Sumut; Gunung Sibayak-Sinabung Sumut; Sungai Penuh (Kerinci) Jambi; Hululais Bengkulu; Lumut Balai dan Margabayur Sumsel; Way Panas Lampung; Kamojang Darajat Jabar; Karaha Cakrabuana Jabar; Pangalengan Jabar; Cibeureum Parabakti Jabar; Tabanan Bali; Lahendong Sulut; Gunung Lawu Jateng; Seulawah Aceh; dan Kotamobagu Sulut
Saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang operasikan sendiri oleh PGE adalah 672 MW. Sesuai dengan masterplan Pertamina, pengembangan panas bumi dalam lima tahun ke depan akan meningkat tajam, ditargetkan akan naik 2 kali lipat menjadi 1.108 megawatt pada 2026.
Selain operasional sendiri, Pertamina juga mengelola panas bumi bersama mitra melalui joint operation contract dengan kapasitas terpasang sebesar 1.205 MW. Dengan keseluruhan pengelolaan pengembangan panas bumi tersebut, diharapkan Pertamina dapat menjamin terpenuhinya energi bersih pada masa depan.