Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Pariwisata Berkelanjutan, Konektivitas Jadi Kunci

Pemeritah diminta memperhatikan peran konektivitas di daerah pariwisata untuk menunjang keberlanjutan industri ini usai banyaknya event internasional yang digelar paa tahun ini.
Wisatawan lokal berkunjung ke Desa Wisata Kuta, Lombok usai acara Superbike. Sirkuit Mandalika kini menarik perhatian wisatawan lokal untuk  berfoto di sekitar sirkuit./Bisnis-Novita Sari Simamora
Wisatawan lokal berkunjung ke Desa Wisata Kuta, Lombok usai acara Superbike. Sirkuit Mandalika kini menarik perhatian wisatawan lokal untuk berfoto di sekitar sirkuit./Bisnis-Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA –  Dewan Pakar Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menyampaikan bahwa konektivitas menjadi salah satu cara untuk menjaga keberlanjutan pariwisata Indonesia.

Berbagai acara internasional tentunya memberikan image positif bagi pariwisata nasional. Hal ini akan dipandang bahwa Indonesia telah siap dengan acara besar.

Salah satu yang saat ini menjadi branding Indonesia adalah Mandalika yang terletak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Tetapi, destinasi tidak cukup hanya Mandalika dan Bali, Lombok sendiri pun harus bangkit dengan berbagai potensi alam seperti wisata bahari dan wellness tourism.

Menurut Asnawi, langkah dalam menjaga keberlanjutan kinerja pariwisata usai pergelaran internasional yaitu dengan mengembangkan infrastruktur, salah satunya konektivitas. Selain itu, promosi untuk menarik wisatawan baik nusantara dan mancanegara juga sangat perlu dilakukan.

“Terkait juga NTT yang punya destinasi yang bagus, itu juga perlu menjadi sebuah konektivitas travel. Artinya perjalanan bisa diteruskan ke Labuan bajo. Sehingga diperlukan sebuah jalur penerbangan agar semuanya menjadi lebih lancar,” jelas Asnawi, Senin (14/3/2022).

Asnawi melihat bahwa konektivitas laut dan udara antara Bali, Lombok, dan Labuan Bajo perlu dipersiapkan sebagai langkah selanjutnya. 

“Oleh sebab itu, usulan ide Pak Jokowi dahulu tentang tol laut itu khususnya bisa dikembangkan melalui angkutan laut, sehingga mendorong rasa puas apa yang sudah kita hasilkan dari G20 dan Mandalika,” lanjut Asnawi yang juga mantan Ketua Asita.

Menurutnya, Indonesia saat ini juga sudah mulai melakukan pelonggaran di beberapa daerah untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Asnawi juga meminta para pelaku pariwisata dan masyarakat untuk tidak berhenti sampai di sini.

Masalah besar yang kerap terjadi, pariwisata bergantung pada wisman. Hal penting bagi pemerintah yaitu harus memikirkan kekuatan domestik untuk keberlanjutan pariwisata.

“Saya baru saja dari beberapa kota dan sekarang saya di Yogyakarta, bahwa kekuatan domestik kita itu bisa sebenarnya membangkitkan industri pariwisata yang sudah terkapar lebih dari dua tahun,” lanjutnya.

Asnawi merasa perlu adanya stimulan untuk industri pariwisata sehingga dapat bergerak lebih cepat. Promosi baik dalam dan luar negeri pun harus terus digaungkan untuk memperkenalkan Indonesia melalui destinasi super prioritas (DSP) pariwisata yang saat ini terus dikembangkan.

Hal yang tidak boleh terlewat pula, menurut Asnawi adalah meski ada pelonggaran mobilitas, protokol kesehatan tidak boleh dilonggarkan. Dengan kata lain, masyarakat juga harus sadar untuk menjaga kesehatannya dengan melakukan vaksinasi lengkap.

“Vaksin juga perlu digencarkan untuk sustainable, karena masih banyak daerah yang rendah vaksinnya,” kata Asnawi.

Berbicara pariwisata secara komprehensif, tidak boleh hanya membahas Bali dan Lombok. Indonesia bagian Barat seperti Sumatra dan Kalimantan juga patut diperhitungkan karena terdapat wisata yang super menarik.

Kerja keras semua stakeholders diperlukan untuk meyakinkan calon wisatawan bahwa Indonesia tidak keluar dari koridor kesehatan. Banyak calon wisatawan yang akan melihat keadaan negara tujuan, apakah aman atau tidak.

“Itu yang menurut saya harus dilakukan dalam jangka pendek agar sustainable tourism kita bisa kita pertahankan,” jelas Asnawi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper