Bisnis.com, JAKARTA – Centre of Economic and Law Studies (Celios) melihat prospek jangka panjang destinasi pariwisata yang ada di Indonesia setelah selesainya berbagai acara internasional pada tahun ini.
Agenda besar tahun ini seperti MotoGP dan Presidensi G20 sudah tentu akan mendatangkan banyak positif terhadap Indonesia dari berbagai sektor. Namun, perlu dipikirkan bagaimana keberlanjutan destinasi yang digunakan.
Direktur Celios Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa untuk mencegah kerugian yang besar, sarana dan fasilitas yang ada di destinasi seperti Bali dan Mandalika harus didorong pemanfaatannya.
“Sarana pendukung maupun fasilitas utama di sekitar event-event internasional sebaiknya didorong untuk dimanfaatkan untuk keperluan event lainnya,” ujar Bhima, Minggu (13/3/2022).
Bali yang menjadi lokasi KTT dalam rangka puncak Presidensi G20 dapat dimanfaatkan nantinya dengan menawarkan pameran dan acara internasional lainnya. Pulau Dewata tersebut sudah dipercaya untuk acara internasional karena memiliki fasilitas meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE) yang sangat baik.
Selain itu, Sirkuit Mandalika yang berbasis ‘street circuit’ menurut Bhima dapat berfungsi untuk perlombaan nasional dan internasional lainnya selain MotoGP. Kabarnya, sirkuit tersebut dapat berfungsi untuk akses masyarakat di kala tidak ada acara yang berlangsung.
Melihat jadwal acara dari Mandalika Grand Prix Association di 2022, terdapat dua agenda yang sudah dipublikasikan, yaitu MotoGP dan GT World Challenge Asia.
Direktur Celios tersebut mengkhawatirkan jangan sampai ada aset yang tidak difungsikan, mengingat biaya perawatan akan terus berjalan.
“Trek MotoGP bisa difungsikan untuk perlombaan tingkat nasional maupun internasional. Jangan ada stranded asset atau aset yang tidak difungsikan karena biaya perawatan terus berjalan,” jelas Bhima.
Sependapat dengan Bhima, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran setuju untuk memanfaatkan aset pariwisata yang ada. Dia melihat banyak aset negara yang dibangun masih menyisakan tanda tanya untuk pemanfaatan selanjutnya.
“Kita harus ingat bagaimanapun destinasi-destinasi yang dibuat dengan dengan tujuannya adalah mendatangkan event, ini selalu permasalahan kita adalah kontinuitas event,” jelas Maulana.
Dia menjelaskan bagaimana pembuatan Jakabaring Sport City untuk Asian Games menghabiskan dana yang sangat besar. Aset tersebut bahkan disiapkan untuk perhelatan banyak cabang olahraga yang fasilitasnya cukup baik hingga tersedia kereta LRT dari bandara menuju area tersebut.
Dia juga berhrap pemerintah untuk ambil andil dalam promosi destinasi, mengingat adanya dana yang dapat digunakan untuk hal tersebut. Maulana berpendapat bahwa pemerintah dapat memanfaatkan PPN dari tamu yang menginap di hotel untuk menggencarkan wisata setempat.
Sementara itu, optimis pariwisata Indonesia bangkit di tahun ini terlihat dengan sudah ada pelonggaran mobilitas baik di dalam dan luar negeri. Jumlah wisman yang masuk juga diperkirakan akan terus bertambah.
“Banyak saya kira agenda international event tahun 2022 dan 2023, tinggal gencarkan promosi saja,” kata Bhima.