Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) mencatat terjadi peningkatan permintaan baja ringan sekitar 50 persen secara year-on-year (YoY) pada kuartal I/2022. Ketua Umum ARFI Nicolas Kesuma mengatakan selain Kalimantan, peningkatan permintaan juga terjadi di kawasan lain di luar Pulau Jawa.
"Kuartal pertama memang belum selesai, tapi kuartal pertama 2021 dibandingkan 2022, [diperkirakan] kenaikannya di atas 50 persen, untuk permintaan Kalimantan," kata Nicolas kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).
Dari angka kenaikan permintaan tersebut, masih terbagi antara sektor industri dan residensial. Peningkatan permintaan dari luar Jawa diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang tahun ini, terutama dimotori sentimen pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara yang sudah dalam ancang-ancang.
Meski penggunaan baja ringan tak signifikan dalam pembangunan infrastruktur inti, Nicolas berharap terciprat efek domino dengan pembangunan residensial di sekitar kawasan IKN Nusantara oleh para pengembang.
"Kami melihat ada potensi peningkatan penggunaan baja ringan. Kami juga melihat peluang adanya developer-developer yang akan membuka klaster-klaster [perumahan] di sekitar IKN," ujarnya.
Selain menekankan penggunaan bahan bangunan produksi domestik, Nicolas juga mengingatkan pentingnya mempertimbangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam penentuan spesifikasi produk. Nicolas juga memastikan kecukupan utilitas kapasitas produksi profil baja ringan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan sebagai dampak dari pembangunan IKN.
Baca Juga
"Investornya dari mana, terserah, silakan saja, tetapi kami sangat mengharapkan adanya penggunaan baja dalam negeri SNI agar kami dapat mendongkrak pertumbuhan baja nasional," kata Nicolas.
ARFI mencatat rata-rata utilitas kapasitas produksi sepanjang 2021 masih berada di angka 40 persen dengan total kapasitas produksi profil baja ringan sebesar 800.000 ton. Dengan demikian, produksi profil baja ringan sepanjang tahun lalu diperkirakan sebesar 320.000 ton.
Tahun ini, kinerja volume produksi ditargetkan terkerek hingga 15 persen dengan kenaikan utilitas kapasitas produksi berkisar 15 persen hingga 20 persen. Program vaksinasi Covid-19 yang masif dan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) perumahan, diharapkan dapat mengerek kinerja industri profil baja ringan tahun ini.