Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Proyek IKN, Permintaan Keramik Luar Jawa Mulai Naik

Permintaan keramik dari luar Pulau Jawa tercatat naik menyusul wacana pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Industri meningkatkan kapasitas produksi 35 juta meter persegi per tahun untuk mengantisipasi pertumbuhan.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mencatat terjadi kenaikan permintaan dari luar Jawa menyusul wacana pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan tren kenaikan permintaan dari luar Pulau Jawa telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya harga jual komoditas alam. Meski tak terkait langsung dengan IKN, melonjaknya harga komoditas disinyalir ikut mengerek daya beli masyarakat di daerah.

"Januari dan Februari, pertumbuhan [permintaan keramik dari luar Pulau Jawa] sekitar 5 persen," kata Edy kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).

Salah satu upaya mengantisipasi kenaikan permintaan khususnya dari luar Pulau Jawa yakni ekspansi kapasitas produksi sebesar 35 juta meter persegi per tahun, dengan total nilai investasi Rp2 triliun dan menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja baru.

Dengan ekspansi tersebut, maka total kapasitas produksi industri keramik nasional menjadi 586 juta meter persegi per tahun, dari tahun lalu 551 juta meter persegi.

Adapun ekspansi kapasitas tersebut berlokasi di Jawa bagian Timur sebesar 18 juta meter persegi, dan Jawa bagian barat sebesar 17 meter persegi, dengan mayoritas jenis produk homogenius tiles yang dipersiapkan untuk substitusi impor.

"Secara kualitas dan desain, produk lokal baik dan up to date, bahkan lebih unggul dari sisi ketepatan waktu dan pelayanan purna jual dan didukung volume produksi sangat mumpuni untuk memenuhi semua permintaan domestik," jelas Edy.

Sementara itu, utilitas kapasitas produksi sepanjang tahun lalu tercatat sebesar 75 persen dengan volume produksi berkisar 400 juta hingga 410 juta meter persegi. Volume produksi tersebut meningkat 35 persen dari capaian 2020 sebesar 304 juta meter persegi.

Tahun ini, utilitas kapasitas produksi ditargetkan meningkat ke angka 85 persen. Salah satu faktor pendorong utilitas yakni penerapan harga gas bumi tertentu (HGBT) yang dipatok sebesar US$6 per MMBTU.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper