Bisnis.com, JAKARTA – Progres pembangunan sarana dan prasarana Light Rail Transit (LRT) Jabodebek hampir rampung secara keseluruhan atau 90 persen. Pada akhir bulan ini, pengoperasian LRT akan diuji coba secara otomatis.
Adapun, LRT tidak akan dikemudikan oleh masinis dan pengendaliannya dilakukan secara langsung di gedung pengendali utama atau Operation Control Center (OCC). Fasilitas OCC sudah rampung per 25 Februari 2022 dan siap diserahkan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pihak operator.
"Uji coba LP1 dengan full automatic mode. Akhir bulan [Maret 2022]," jelas Kepala Divisi LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).
Setelah uji coba dengan mode auto (otomatis) tahap pertama, uji coba akan dilakukan lagi sebanyak dua kali yakni pada April dan Mei. Uji coba juga akan dilaksanakan menjelang pengoperasian yang ditargetkan mulai mengangkut penumpang pada Agustus 2022.
LRT Jabodebek akan melewati rute Cibubur-Dukuh Atas, dan Dukuh Atas-Bekasi Timur. Secara rinci, terdapat tiga lintasan yang sedang dibangun yakni Cawang-Cibubur yang sudah diselesaikan pembangunannya 94,46 persen; Cawang-Dukuh Atas 89,12 persen; dan Cawang-Bekasi Timur 92,9 persen.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Urban Transport/LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi Pramono mengatakan bahwa pada sisi konstruksi sarana dan prasarana, pembangunan LRT akan selesai secara keseluruhan pada Agustus ini. Nantinya, pihak konsultan yang akan menyatakan apabila seluruh fasilitas dikategorikan sebagai layak operasi.
"Totalnya sudah mencapai 90 persen. Sebenarnya secara konstruksi fisik itu Agustus insyaallah sudah selesai semua. Tapi, secara sistem ada berbagai macam proses mulai dari awal, integrasinya gimana, pengetesan dengan keretanya gimana, lalu sampai dengan output terakhir bahwa nanti dari konsultan itu akan menyatakan ini layak operasi. Lalu diajukan dan dikeluarkan sertifikat," jelasnya pada akhir Februari lalu.
Sementara itu, pembangunan prasarana yakni sebanyak 17 stasiun tercatat mencapai 67,50 persen dan pembangunan depo 72,48 persen. Kedua proyek ini ditugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.65/2016.
Terkait dengan tarif penumpang, Purnomo mengatakan saat ini masih dibahas oleh antara PT KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Masih diskusi intens dengan DJKA, agar kita menemukan tarif yang paling efisien," terang Purnomo.