Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tes PCR dan Antigen Dihapus, Ekonom: Ada Pemulihan Mobilitas Masyarakat

Ekonom melihat ada pemulihan mobilitas masyarakat, imbas aturan kewajiban tes PCR dan Antigen yang dihapus.
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Senin (7/3/2022) pada hari pertama uji coba bebas karantina PPLN. /Bisnis-Wibi Pangestu.
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Senin (7/3/2022) pada hari pertama uji coba bebas karantina PPLN. /Bisnis-Wibi Pangestu.

Bisnis.com, JAKARTA — Aturan kewajiban tes PCR dan Antigen yang dihapus bagi yang telah divaksinasi lengkap atau booster menjadi kabar baik bagi mobilitas masyarakat.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyampaikan, dengan dihapusnya aturan wajib PCR atau antigen maka akan ada penghematan yang cukup signifikan lantaran biaya transportasi menjadi lebih murah.

Hal tersebut tentunya bakal mendorong masyarakat untuk bepergian keluar kota. "Ini akan terus meningkat trennya, baik pada saat weekend maupun pada saat Lebaran nanti. Perkiraannya mudik 2022 akan ramai, mungkin akan kembali seperti pra pandemi," kata Bhima kepada Bisnis, Rabu (9/3/2022).

Tak hanya dari sisi transportasi saja yang mengalami kenaikan, okupansi perhotelan juga akan mengalami pertambahan. Restoran yang menjadi salah satu pendukung pariwisata juga mulai mengalami kenaikan omset pendapatan.

Meski imbas dari dihapusnya aturan tersebut cukup positif, Bhima mengatakan bahwa mereka yang langsung melakukan perjalanan adalah masyarakat kelas menengah ke atas.

Pasalnya, masyarakat menengah kebawah mungkin lebih khawatir terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok dan pangan, lantaran beberapa harga pada komoditas pangan terus merangkak naik.

Karena itulah, Bhima memperkirakan masyarakat kelas menengah akan menunda perjalanan atau rekreasi dan fokus terhadap kebutuhan pokok.

Selanjutnya, dari Indeks Keyakinan Konsumen, kelompok masyarakat menengah kebawah juga fokus pada kesempatan kerja dimana kesempatan kerja masih belum sampai pada titik optimis atau berada di level 100.

"Jadi ada pemulihan, tapi yang bergerak lebih cepat adalah wisatawan domestik kelas menengah atas yang memang sebelumnya dia menunda untuk melakukan liburan atau perjalanan keluar kota" paparnya.

Senada dengan Bhima, Vice Director Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan, dampaknya tentu akan meningkatkan mobilitas.

"Dengan dihapuskannya aturan tersebut biaya yang harus dikeluarkan lebih efisien dan minat untuk bepergian dengan pesawat, kapal atau kereta api juga akan naik," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper