Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Phapros (PEHA) Akui Pengembangan Fitofarmaka Mahal

Besarnya investasi merupakan ganjalan terbesar pengembangan fitofarmaka di Indonesia. Produsen Antimo itu saat ini telah memiliki dua produk fitofarmaka dengan merek Tensigard dan X-Gra.
Gedung PT Phapros, Tbk. /UGM
Gedung PT Phapros, Tbk. /UGM

Bisnis.com, JAKARTA - Meski didukung potensi sumber bahan baku berlimpah, pengembangan obat herbal teruji klinis atau fitofarmaka membutuhkan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar.

Produsen farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA) mengakui bahwa besarnya investasi merupakan ganjalan terbesar pengembangan fitofarmaka di Indonesia. Produsen Antimo itu saat ini telah memiliki dua produk fitofarmaka dengan merek Tensigard dan X-Gra.

"Fitofarmaka adalah produk herbal yang telah lolos uji praklinik dan klinik, dimana uji klinik sendiri tantangannya cukup besar, baik dari sisi efikasi, safety dan juga cost atau biaya," kata Sekretaris Perusahaan Phapros Zahmilia Akbar kepada Bisnis, Senin (7/3/2022).

Tensigard diformulasikan sebagai anti hipertensi dengan komposisi ekstrak seledri dan kumis kucing. Adapun X-Gra merupakan penambah stamina pria yang terbuat dari ekstrak jamur Ling Zhi, eurycomae radix, ginseng, lada hitam, dan royal jelly.

Sementara itu, berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat herbal terdiri atas tiga jenis, pertama, jamu tradisional yang terdaftar dan memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kedua, obat herbal terstandar (OHT), yakni produk berbasis herbal yang telah melalui uji praklinik. Ketiga, fitofarmaka, yaitu obat herbal yang telah melalui uji praklinik dan tiga tahapan uji klinik.

Selain dua produk fitofarmaka yang telah dipasarkan, Phapros juga memiliki 1 produk OHT dan 9 jamu tradisional. Sehingga totalnya ada 12 produk herbal yang dimiliki perseroan.

Adapun, produk herbal terbaru yang dirilis Phapros yakni suplemen makanan penambah nafsu makan anak dengan merek Curlysine. Dengan ekstrak curcuma, lysine, dan taurine, produk ini secara saintifik dapat digunakan untuk indikasi gangguan pencernaan dan memperbaiki nafsu makan yang menurun termasuk sebagai imunomodulator.

Penjualan produk ini ditargetkan mencapai 40.350 unit dalam satu tahun ke depan untuk mendukung target pertumbuhan dua digit pada 2022.

"Secara umum produk ini digunakan utk peningkatan gizi dan kesehatan anak Indonesia, termasuk pencegahan stunting," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper