Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina, melalui subholding PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah berupaya meningkatkan produksi Migas nasional guna mencapai target lifting migas nasional 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030, yang ditetapkan pemerintah.
Budiman Parhusip, Direktur Utama PHE mengungkapkan strategi perusahaan menjaga produksi sekaligus menemukan sumber migas di tengah tantangan transisi energi. Proses transisi energi ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, tren pemakaian energi mengarah ke energi baru dan terbarukan, akan tetapi pemakaian bahan bakar fosil di waktu-waktu mendatang diprediksi masih meningkat di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.
"Kebutuhan Migas kita masih meningkat 2,7 persen per tahun sehingga dibutuhkan sumber-sumber dan produksi migas yang lebih besar lagi," ujar Budiman acara Energy Outlook 2022 yang ditayangkan CNBC Indonesia, Kamis (24/02/2022).
Menurut dia, banyak wilayah kerja (WK) PHE yang merupakan aset-aset yang sudah mature. Aset-aset itu mencatatkan penurunan produksi yang besar.
"Ini jadi tantangan tersendiri Pertamina bagaimana upaya kita agar bisa manage baseline dan upayakan penurunan seminimum mungkin terjadi dan pengembangan terus menerus sehingga bukan hanya menurunkan tapi meningkatkan produksi dan cadangan," kata Budiman.
Budiman menambahkan, PHE melakukan revitalisasi dan pembaruan aset yang mature agar terus bisa digunakan. Selain itu, Budiman bilang kalau PHE aktif melakukan kegiatan eksplorasi di intra field dan intra development karena bisa disambungkan dengan fasilitas-fasilitas produksi yang ada.
Baca Juga
"Dan bisa kami approach untuk mengganti produksi yang menurun. Selain itu kita lakukan eksplorasi yang stepping out berusaha keluar dari zona-zona di sekitar produksi dan kita harap dari sini menemukan struktur-struktur baru cadangan-cadangan baru yang bisa dikembangkan di kemudian hari untuk menggantikan migas yang sudah diproduksi dan menambah cadangan dan produksi," papar Budiman.
Dia juga menyebutkan, pemerintah sudah memberikan sejumlah insentif terhadap beberapa WK seperti Hulu Mahakam. Insentif itu digunakan untuk mengembangkan lapangan migas yang kurang ekonomis sehingga bisa berujung pada penambahan produksi dan cadangan.
"Terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan insentif sehingga pengembangan bisa kita lakukan terus untuk mengganti produksi dan menambah produksi dan cadangan," ucap Budiman.