Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) tetap mewaspadai imbas situasi geo politik dan geo ekonomi global saat ini terhadap kinerja perseroan.
Komisaris Utama SPJM Fachry Ali mengingatkan kepada Dewan Direksi SPJM serta anak perusahaan agar tetap siaga dalam situasi geo politik dan geo ekonomi global yang saat ini terjadi. Dia berujar SPJM merupakan perusahaan jasa, sehingga secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi juga oleh situasi geo politik dan geo ekonomi global saat ini.
“Oleh karena itu, saya minta kepada seluruh direksi agar memperhatikan kondisi tersebut. Karena kita adalah perusahaan jasa, maka pelayanan jasa kelautan yang diberikan oleh aspek-aspek di luar kemampuan kita, untuk selalu diperhatikan dan diantisipasi. Setidaknya mereduksi kemungkinan buruk yang akan diterima,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (22/2/2022).
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa telah mengatakan ekonomi global pada 2022 dan 2023 diperkirakan akan lebih lambat dibandingkan dengan pada 2021. Perlambatan tersebut menurutnya akan memberikan efek risiko hard landing atau menurun secara drastis untuk negara berkembang termasuk Indonesia.
Adapun SPJM telah menggelar Rapat Kerja Nasional atau Rakernas untuk pertama kalinya pada pekan ini usai penggabungan empat Pelindo pada 1 Oktober 2021 dan inbreng saham pada 3 Januari 2022.
Dalam rapat tersebut, Fachry juga menegaskan bahwa Dewan Komisaris akan selalu melakukan pengawasan dan memberikan dukungan penuh atas semua keputusan yang diambil oleh Dewan Direksi. Pihaknya lanjut Fachry, juga akan memberikan perhatian sampai kepada hal yang terkecil.
Komut SPJM tersebut menyebut pada tahun ini subholding yang fokus pada bidang jasa layanan kapal, kelautan, peralatan, dan jasa kepelabuhanan lainnya seperti pengerukan, utilitas dan energi ini mematok target pendapatan sebesar Rp5 triliun, dengan perolehan laba sekitar Rp600 miliar.
“Dengan beban kerja yang diberikan, SPJM sudah menjadi perusahaan nasional. Bahkan di dalam kalkulasi, perusahaan ini akan tumbuh lebih dari yang diperkirakan semula. Dewan Komisaris akan mendukung sepenuhnya terhadap semua aksi korporasi yang sedang dan akan direncanakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal," ujarnya