Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Logistik Ketat Pemain Baru, Ini Kuncinya Agar Bisa Survive

Supply Chain Indonesia menyatakan ada sejumlah strategi bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam bisnis kurir yang masih menarik.
Motor listrik yang digunakan oleh kurir AnterAja./istimewa
Motor listrik yang digunakan oleh kurir AnterAja./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha yang terjun ke bisnis logistik dan kurir diminta untuk beradaptasi dan bertransformasi digital agar dapat menggarap peluang pasar yang berkelanjutan.

Senior Consultant Supply Chain Indonesia Zaroni mengatakan ada sejumlah strategi bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam bisnis kurir yang masih menarik.

Menurutnya, kue bisnis kurir masih besar dan menarik. Berdasarkan kalkulasinya, ukuran pasar bisnis ini bernilai tidak kurang dari Rp320 triliun, baik untuk pengiriman kurir domestik maupun internasional.

Zaroni juga meyakini pertumbuhan bisnis ini untuk 3 sampai 5 tahun mendatang masih bisa mencapai rata-rata 30 persen per tahunnya.

"Pertumbuhan bisnis kurir yang cukup besar ini dipicu oleh pertumbuhan bisnis e-commerce dengan segmentasi usaha dan produk-produk yang diperdagangkan dalam marketplace semakin banyak dan beragam,” tekannya.

“Jadi untuk memanfaatkan peluang bisnis yang masih menarik ini. Kuncinya adalah transformasi digital, inovasi layanan, peningkatan kualitas dan keandalan layanan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam ekosistem e-commerce,” ujarnya, Minggu (20/2/2021).

Selain itu, lanjutnya, perusahaan kurir perlu terus melakukan inovasi layanan agar memiliki diferensiasi dan terus melakukan pengembangan dan penetrasi pasar yang benar-benar fokus sesuai segmentasi dan target pasar yang dilayani.

Selanjutnya, pelaku juga memerlukan integrasi rantai pasok proses operasi e-commerce, seperti layanan fulfilment, pengelolaan pergudangan produk-produk e-commerce dari penjual daring, menjadi kekuatan perusahaan jasa kurir dalam mempertahankan pasar dan pelanggannya.

SCI pun mencatat persaingan di bisnis logistik mengarah kepada pasar oligopoli dengan sebanyak 7 perusahaan menguasai sebesar 80 persen pasar.

Ia menjelaskan kondisi tersebut yang menyebabkan beberapa perusahaan jasa kurir mengalami kesulitan berkembang, terutama bagi pemain baru. Apalagi, tekannya, bagi pemain baru yang tidak memiliki kompetensi bisnis jasa kurir yang memadai, jaringan operasi dan layanan yang kurang mendukung kebutuhan pasar, dan beberapa menghadapi keterbatasan permodalan untuk investasi pengembangan infrastruktur, teknologi, dan inovasi bisnis.

Zaroni menyebut pemain jasa kurir yang menguasai pasar 80 persen, tidak lebih dari tujuh perusahaan. Mereka antara lain, Pos Indonesia, JNE, J&T Express, TIKI, Si Cepat, Anteraja, dan Wahana.

“Menariknya, meskipun banyak pemain baru, secara struktur pasar, sektor usaha jasa kurir didominasi beberapa pemain, sehingga mengarah pada struktur pasar oligopoli. Pemain lain, yang saat ini lebih dari 60 perusahaan, memperebutkan pasar yang 20 persen,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper