Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom JPMorgan Chase & Co., memproyeksikan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan hingga 25 basis poin dalam sembilan pertemuan berturut-turut sebagai upaya menekan inflasi.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (19/2/2022), JPMorgan bersama dengan ekonom di Wall Street meningkatkan taruhan pengetatan kebijakan yang lebih cepat, setelah harga konsumen AS mencatat lonjakan terbesar sejak 1982 pada Januari.
Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc., memperkirakan tujuh kali kenaikan tahun ini, naik dari prediksi sebelumnya lima kali.
"Sekarang kami memperkirakan kenaikan 25 basis poin The Fed pada setiap sembilan kali pertemuan dengan suku bunga acuan mendekati tingkat netral pada awal tahun depan,” tulis tim JPMorgan, yang dipimpin oleh Kepala Ekonom Bruce Kasman dalam sebuah catatan penelitian.
Prediksi yang semakin agresif itu karena inflasi AS pada Januari sangat mengejutkan. "Kami sekarang tidak lagi melihat perlambatan dari kecepatan mendekati rekor kuartal terakhir," ungkap ekonom.
Para ekonom mengatakan "umpan balik" mungkin terjadi antara pertumbuhan yang kuat, tekanan biaya, dan perilaku sektor swasta yang akan berlanjut bahkan ketika intensitas tekanan harga saat ini di sektor energi akhirnya memudar.
Baca Juga
Risiko peralihan bank sentral dan perlunya menghasilkan pertumbuhan yang lambat, ditambah dengan kondisi keuangan global, menjadi ancaman global paling signifikan.