Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah merancang sejumlah program untuk transisi energi dari energi konvensional menuju ke energi baru terbarukan (EBT).
Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca, demi akselerasi pencapaian target net zero emission pada 2060, salah satunya menggenjot produksi biomassa.
Indonesia memiliki potensi biomassa sangat besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai EBT. Kalangan pengusaha EBT dan kehutanan meyakini, potensi besar biomassa tersebut akan berperan sangat penting dalam proses transisi energi di Indonesia.
Ketua Umum APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia), Indroyono Soesilo, menungkapkan, kerjasama antara investor EBT biomassa dan kalangan dunia usaha kehutanan, dapat berkontribusi bagi pengembangan Hutan Tanaman Energi (HTE) untuk menghasilkan energi listrik sangat besar.
“Kami bertiga, saya di Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), pak Djoko dari Masyarakat Energi Biomassa Indonesia [MEBI] dan Pak Bobby dari kalangan investor kemarin sama-sama sudah menghitung dan membuat kalkulasi, kami peroleh angka-angka yang luar biasa. Potensi manfaat yang kita dapat akan sangat dahsyat,” kata Indro pada diskusi virtual Kontribusi Sektor Kehutanan untuk Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia, Jumat (18/02/2022).
Menurut Indroyono, pihaknya mencatat sedikitnya 34 perusahaan anggota APHI sudah menyatakan minat untuk berinvestasi dibidang ini. Bahkan, beberapa diantaranya bahkan sudah memasukkannya dalam rencana bisnis mereka.
Baca Juga
Bobby Gafur Umar, CEO PT Protech Mitra Perkasa Tbk dan Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian KADIN menjelaskan sinergi tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik yang besar dan menyerap banyak tenaga kerja.
“Ini kan luar biasa sekali. Dengan total nilai investasi yang akan mengalir masuk sebesar 52,1 milyar dolar AS, bisa menghasilkan 32,6 GW (gigawatt) listrik dan mampu menyerap sedikitnya 12 juta orang tenaga kerja. Sebesar 60 juta ton wood pellet dengan nilai ekspor pertahun yang bisa menghasilkan potensi devisa Rp.90 triliun,” ujar Bobby menambahkan.
Menurut Bobby, pemanfaatan biomassa sebagai sumberdaya energi listrik, merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, sekaligus mempercepat terwujudnya ketahanan energi nasional.
“Potensi biomassa di negeri kita ini sangat besar, Ini bisa meningkatkan rasio elektrifikasi untuk mewujudkan ketahanan energi di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan kalkulasinya, luas Hutan Tanaman Energi di Indonesia mencapai hampir 1,3 juta hektar dan sedikitnya 32 unit bisnis yang siap untuk berperan “mengolah” sekian luas HTE tersebut, merupakan modal besar bagi Indonesia untuk dapat secara masif menghasilkan energi biomassa. Menurut perhitungannya, luas tanaman biomassa sendiri, hingga 2024 nanti bisa mencapai 67.356 ha.
Indroyono percaya, Hutan Tanaman Energi (HTE) merupakan masa depan energi biomassa Indonesia, karena menjadi sumber bahan baku energi biomassa secara berkelanjutan bagi pembangkit tenaga listrik, bahkan memasok kelebihan energi listrik ke PLN dan diekspor. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi pusat energi biomassa dunia.