Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Listrik Naik, PLN Butuh 125 Juta Ton Batu Bara Tahun Ini

PLN membutuhkan hingga 125 juta ton batu bara untuk menunjang konsumsi listrik yang meningkat.
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan listrik pada 2021 tercatat mencapai 255,1 Terawatt hour (TWh), lebih tinggi dari penjualan listrik dari sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 penjualan listrik tercatat sebesar 243,1 TWh.

Kenaikan penjualan listrik PLN pada 2021 ini tercatat menembus 5,78 persen dibandingkan dengan pada 2020 yang tercatat minus 0,79 persen atau 241,1 TWh. Sementara pertumbuhan penjualan listrik pada 2019 sebelum pandemi tercatat 4,57 persen dari 2018 yang tercatat sebesar 232,4 TWh.

PT PLN (Persero) memproyeksikan bahwa untuk menggerakkan pembangkit listrik pada 2022 ini memerlukan 115 juta sampai 125 juta ton batu bara. Jumlah ini bertambah dibandingkan konsumsi batu bara pada 2021 sekitar 111 juta ton.

Direktur Energi Primer PLN Hartanto Wibowo, menyatakan kebutuhan batu bara domestik, khususnya untuk sektor ketenagalistrikan memiliki peningkatan seiring dengan pertumbuhan permintaan energi listrik masyarakat.

"Kebutuhan batu bara dalam negeri khususnya untuk sektor ketenagalistrikan memiliki tren meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan energi listrik," katanyanya dalam diskusi Indonesia Energy Outlook 2022 yang diselenggarakan Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo), Kamis (17/02/2022).

“Tahun ini kebutuhan batu bara dalam negeri mencapai 115-125 juta ton, dan itu akan meningkat secara konsisten dan mencapai angka sampai 153 juta ton pada 2030," ungkapnya.

Dia mengatakan, penjualan listrik PLN pada 2022 diperkirakan masih menunjukkan tren positif, seiring dengan meningkatnya penjualan listrik pada 2021.

Dia juga memaparkan, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri akan terus meningkat hingga 2030.

Adapun perkiraan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik pada 2022 adalah 15-125 juta ton, sedangkan pada 2030 sebanyak 153 juta ton.

Hartanto menjelaskan, meskipun energi baru terbarukan (EBT) akan terus meningkat, namun penggunaan batu bara dalam bauran energi (fuel mix) pembangkit listrik hingga 2030 masih dominan.

"EBT akan terus berkembang, tapi fossil fuel dalam hal ini batu bara masih dominan dalam fuel mix ketenagalistrikan sampai 2030," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper