Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) melaporkan sebagian besar importir skala kecil hingga sedang menahan diri untuk melakukan impor kedelai di tengah kenaikan harga bahan baku tempe dan tahu. Kenaikan harga komoditas tersebut diproyeksikan berlanjut hingga pertengahan tahun ini.
Direktur Akindo Hidayat mengatakan penahanan impor yang dilakukan pelaku usaha pengolahan skala kecil hingga sedang itu tidak akan mengganggu pasokan kedelai impor untuk pengrajin tahu dan tempe dalam negeri.
“Dengan harga tinggi beberapa importir kecil sudah menahan diri untuk impor karena fluktuasi yang tajam sebagian sudah mengurangi tetapi mudah-mudahan dari importir besar itu menjamin ketersediaan stok untuk para pengrajin,” kata Hidayat melalui sambungan telepon, Kamis (17/2/2022).
Kendati demikian, dia memastikan ketersediaan kedelai impor bakal tetap terjaga hingga lebaran nanti. Dia berharap importir kedelai skala besar dapat tetap memasok bahan baku impor itu untuk industri domestik.
“Dipastikan itu tidak mengganggu pengadaan bahan baku kedelai untuk pengrajin termasuk sampai dengan lebaran nanti,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan tren kenaikan harga kedelai masih berlanjut pada pekan kedua Februari 2022. Malahan, kenaikan harga bahan baku tempe dan tahu itu bakal menyentuh di angka tertinggi sebesar US$15,78 per bushels pada Mei 2022.
Baca Juga
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan kenaikan harga kedelai itu disebabkan karena inflasi di negara produsen yang belakangan berdampak pada meningkatnya biaya input produksi, sewa lahan hingga kekurangan tenaga kerja.
Di sisi lain, ketidakpastian cuaca di negara produsen turut andil mendorong petani kedelai menaikkan harga.
Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada pekan kedua Februari 2022 mencapai US$15,57 per bushels. Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai US$15,78 per bushels dan mulai turun pada Juli sebesar US$15,75 per bushels.
“Harga kedelai di tingkat pengrajin pada bulan Februari 2022 telah mencapai Rp11.000 per kilogram dan akan terus mengalami peningkatan pada bulan mendatang menyesuaikan perkembangan harga kedelai dunia,” kata Isykarim melalui pesan WhatsApp, Rabu (16/2/2022).
Berdasarkan catatan Kemendag, lebih dari 80 persen kebutuhan kedelai di dalam negeri dipasok dari importasi sehingga perkembangan harga kedelai di dalam negeri sangat bergantung pada perkembangan harga kedelai dunia.
Dia mengatakan kementeriannya telah berupaya menjaga keberlangsungan usaha pengrajin tahu dan tempe dengan memastikan pasokan kedelai aman dan tersedia serta melakukan koordinasi secara intens bersama pelaku usaha baik importir (AKINDO) maupun pengrajin tahu dan tempe (GAKOPTINDO).
“Selain itu, importir juga telah menyampaikan komitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500 sampai Rp11.500 per kilogram pada Februari 2022 dan akan direviu setiap akhir bulan berjalan menyesuaikan perkembangan harga kedelai dunia,” kata dia.