Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partisipasi Hitachi Energy Mewujudkan Karbon Netral Indonesia 2060

Indonesia merupakan negera dengan ekonomi terbesar  kawasan Asia Tenggara yang juga merupakan konsumen energi terbesar Asean. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan tujuan untuk netralitas karbon pada tahun 2060, sehingga perlu mengintensifkan upaya untuk mencapai integrasi energi terbarukan berskala besar.
Lambang Hitachi/ Kiyoshi Ota-Bloomberg
Lambang Hitachi/ Kiyoshi Ota-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Hitachi Energy berkomitmen mendukung Indonesia melalui integrasi energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, ke dalam sistem grid. Perusahaan yang sebelumnya dikenal dengan nama "Hitachi ABB Power Grids" akan menyediakan teknologi perintis untuk membantu mengatasi masalah kualitas daya (power quality) dalam jaringan transmisi dan distribusi.

Hitachi Energy, sebagai salah satu penyedia teknologi terkemuka di dunia menyediakan gardu digital, sistem manajemen energi modern, serta Flexible Alternating Current Transmission Systems (FACTS). Perusahaan ini juga memiliki sistem High Voltage Direct Current (HVDC) untuk menghubungkan jaringan interkoneksi kelistrikan antar pulau, seperti konsep Nusantara Super Grid.

“Hitachi Energy ingin memajukan masa depan energi berkelanjutan Indonesia seiring dengan misi perusahaan untuk mengedepankan transisi energi bersih,” ujar Presiden Direktur PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Michel Burtin, Senin malam (14/02/2022).

Michel menegaskan bahwa Indonesia merupakan negera dengan ekonomi terbesar  kawasan Asia Tenggara yang juga merupakan konsumen energi terbesar Asean. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan tujuan untuk netralitas karbon pada tahun 2060, sehingga perlu mengintensifkan upaya untuk mencapai integrasi energi terbarukan berskala besar.

“Transisi energi saat ini memerlukan jaringan yang lebih kuat, lebih cerdas karena mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT. Saat ini, jaringan kelistrikan harus lebih fleksibel, efisien, dan dapat diandalkan untuk mendukung permintaan dan pasokan energi terbarukan yang akan datang, dan juga bisa mengatasi kompleksitas grid,” ungkapnya.

Selanjutnya, Michel menyebutkan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik akan mendorong sejumlah tantangan. Di tengah semakin meningkatnya pertumbuhan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan yang bersifat fluktuatif dan intermitensi yang tinggi, bersamaan juga terdapat kebutuhan untuk meningkatkan dan memperluas jaringan kelistrikan secara signifikan dengan tingkat digitalisasi yang tinggi untuk mengakomodir pertumbuhan pesat permintaan listrik dari sektor transportasi, industri dan bangunan.

“Saat ini, yang perlu diperhatikan selain mengoptimalkan penerapan dan pemanfaatan EBT, adalah bagaimana pada saat yang sama untuk tetap menjaga kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia,” tegasnya.

Hitachi Energy juga telah banyak terlibat dalam berbagai proyek transisi energi. Sebagai contoh baru-baru ini, solusi integrasi jaringan perusahaan telah membantu menghubungkan pembangkit listrik tenaga panas bumi di dekat Rantau Dedap, di dataran tinggi terpencil di Sumatera Selatan yang menyediakan 220 Megawatt listrik bebas karbon ke jaringan Sumatera.

Hitachi Energy di Indonesia juga telah terlibat dalam beberapa proyek transisi energi, seperti menerapkan solusi Grid Edge di beberapa wilayah nusantara, termasuk di antaranya fasilitas microgrid pertama dan terbesar di perusahaan tambang di Bontang.

Perusahaan asal Jepang ini juga telah bekerja sama dengan PLN, untuk menyediakan suplai listrik yang stabil di pembangkit listrik yang ada di Semau, dekat Kupang, di Nusa Tenggara Timur, serta di Pulau Selayar dimana keduanya merupakan pilot project PLN untuk Smart Grids.

“Solusi Grid Edge kami memberikan keandalan pasokan listrik yang tinggi, mengintegrasikan sumber energi terbarukan yang terdistribusi dan Penyimpanan Energi Baterai [Battery Energy Storage]. Ini adalah solusi yang sangat cocok untuk Indonesia, dengan banyak wilayah geografis terpencil yang tidak terhubung ke jaringan pusat,” jelas Michel.

Seiring dengan fokus Pemerintah untuk meningkatkan bauran EBT, menurutnya, kemampuan SDM juga perlu diperkuat, terutama di bidang manajemen energi dan digitalisasi. Hitachi Energy memiliki pusat riset dan pengembangan (R&D) di Bali yang mengembangkan perangkat lunak perusahaan seperti asset management dan asset management performance software yang dikembangkan dan dikelola oleh insinyur lokal. Pusat R&D ini selaras dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM lokal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper