Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa RI Berpotensi Susut Jadi US$139 Miliar pada Kuartal I/2022

Ekonom memprediksi cadangan devisa RI berpotensi susut menjadi US$139 miliar pada kuartal I/2022.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan berpotensi menyusut hingga US$139 milar pada kuartal I/2022. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, penyusutan cadangan devisa ke depan akan mempengaruhi oleh tekanan dolar Amerika Serikat.

Kondisi ini disebabkan oleh normalisasi kebijakan moneter atau tapering The Fed, serta adanya tekanan permintaan impor yang berpotensi terus mengalami peningkatan.

“Dari kondisi tersebut, posisi cadangan devisa diperkirakan bergerak di kisaran US$139miliar - US$141 miliar dalam 1-2 bulan ke depan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (8/2/2022).

Sementara itu, posisi cadangan cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat pada akhir 2022, pasca kenaikan suku bunga Fed, di mana tekanan asing diperkirakan akan cenderung terbatas.

Pada kesempatan berbeda, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan posisi cadangan devisa Indonesia pada tahun ini berpotensi meningkat hingga US$147 miliar.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh neraca pembayaran (balance of payment/BoP) yang diperkirakan tetap surplus, meski neraca transaksi berjalan akan kembali mencatatkan defisit pada tahun ini.

Faisal menjelaskan, surplus neraca barang pada transaksi berjalan pada tahun ini cenderung menyusut seiring dengan meningkatnya impor, menyusul percepatan pemulihan ekonomi domestik.

Di sisi lain, neraca keuangan pada 2022 akan menghadapi beberapa risiko penurunan yang dapat menghambat potensi aliran masuk modal.

“Risikonya termasuk gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan meningkatnya tekanan inflasi, yang mengakibatkan normalisasi moneter global, lebih cepat dari yang diperkirakan,” katanya.

Selain itu, ketidakpastian terkait pandemi covid-19, khususnya terkait varian omicron, juga tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai.

Pasalnya, neraca transaksi berjalan diperkirakan akan kembali mencatatkan defisit dan neraca finansial berpotensi mencatat surplus yang lebih tinggi terbatas di tengah ketidakpastian seputar pandemi covid-19 dan dampak normalisasi moneter global, maka BoP pada 2022 masih berpotensi mencatat surplus, meski tidak setinggi pada 2021.

“Kami memperkirakan cadangan devisa mencapai US$144 hingga US$147 miliar pada akhir 2022,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper