Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2022 Sekitar 4 Persen, Menuju Konsolidasi Fiskal

Pada 2021, pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 5,7 persen, sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19. Namun, realisasi defisit APBN ternyata lebih baik dari target, yakni mencapai 4,65 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan dalam konferensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2021). /Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan dalam konferensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2021). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit APBN pada 2022 dapat mendekati 4 persen atau berada di bawah target tahun ini yakni 4,85 persen. Hal tersebut membawa optimisme target konsolidasi fiskal defisit APBN di bawah 3 persen pada 2024 dapat tercapai.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam gelaran Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022). Dia mejelaskan bahwa kinerja perekonomian pada 2021 pulih dengan baik dan tren positif itu berpotensi berlanjut pada 2022.

Dia menjabarkan bahwa pada 2021, pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 5,7 persen, sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19. Namun, realisasi defisit APBN ternyata lebih baik dari target, yakni mencapai 4,65 persen.

Capaian defisit APBN 2021 tercatat lebih rendah dari target defisit APBN 2022 senilai 4,85 persen—yang disusun dan ditetapkan pada kuartal III/2021. Hal tersebut membuat Sri Mulyani optimistis bahwa capaian defisit APBN 2022 akan lebih baik dan lebih kecil dari target tersebut.

"Dengan capaian penerimaan dan disiplin dalam belanja, kami percaya diri bahwa defisit akan lebih rendah. Kami perkirakan defisit APBN 2022 akan dekat ke 4 persen," ujar Sri Mulyani pada Rabu (9/2/2022).

Dia pun percaya diri bahwa berlakunya Program Pengungkapan Sukarela (PPS), atau yang sering disebut Tax Amnesty Jilid II, akan meningkatkan perolehan perpajakan dan penerimaan negara. Hal tersebut membuat peluang defisit APBN lebih rendah dari target semakin terbuka.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa upaya tersebut dapat mendorong Indonesia mencapai kondisi konsolidasi fiskal, yakni mengakhiri defisit APBN di atas 3 persen pada 2023, sesuai amanat Undang-Undang 2/2020. Konsolidasi fiskal menjadi penting agar APBN kembali sehat dan siap menghadapi berbagai ancaman risiko, baik pandemi maupun risiko lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper