Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Bauran EBT 23 Persen Tidak Tercapai, PLN Pacu Strategi Percepatan

PT PLN (Persero) mengatur strategi mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025. Di 2021, pengembangan EBT tidak mencapai target pemerintah.
Presiden Joko Widodo mengamati turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Abriawan Abhe
Presiden Joko Widodo mengamati turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengatur strategi mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025. Di 2021, pengembangan EBT tidak mencapai target pemerintah.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan bahwa perseroan telah memiliki langkah strategis untuk mencapai bauran energi terbarukan dalam 3 tahun ke depan.

Pertama, meningkatkan keberhasilan commercial operation date (COD) pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 1,4 gigawatt (GW), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), serta mikrohidro (PLTM) sebesar 4,2 GW.

Upaya itu dilakukan dengan mempercepat penerbitan izin, eksplorasi, dan pembebasan lahan. Kemudian meningkatkan dedieselisasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 558 megawatt (MW) menjadi PLTS 1,2 gigawatt peak (GWp) dengan baterai.

“Adapula pembangunan 4,7 GW PLTD dan 0,6 GW PLTB [pembangkit listrik tenaga bayu/angin] untuk mencapai bauran EBT 23 persen di 2025,” katanya saat webinar, Senin (7/2/2022).

Lebih lanjut, perusahaan setrum akan meningkatkan implementasi co-firing biomassa pada pembengkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN dengan porsi rata-rata 10 persen untuk PLTU Jawa-Bali, dan 20 persen PLTU luar Jawa-Bali.

Penerapan itu menggunakan asumsi capacity factor sebesar 70 persen dari total kapasitas ekuivalen 2,7 GW, atau mencapai 13,7 juta ton per tahun biomassa.

Perseroan juga menetapkan pembangkit beban dasar setelah 2025 yang sebelumnya dirancang menggunakan PLTU, akan diganti dengan pembangkit listrik tenaga EBT base load sebesar 1 GW.

“Kemudian retirement 1,1 GW PLTU subcritical di Muara Karang, Priok, Tambaklorok, dan Gresik pada 2030,” terangnya.

Di sisi lain, pemerintah mencatatkan realisasi pengembangan pembangkit EBT mencapai 11.157 MW pada 2021. Jumlah itu lebih rendah dari target 11.357 MW. Pada 2022, Kementerian ESDM pun menargetkan penambahan kapasitas energi bersih menjadi 11.804 MW.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana memastikan, target bauran energi 23 persen pada 2025 telah dimonitor bersama PLN.

“Kami bersama dengan PLN memastikan bahwa titik-titik COD masih sesuai. Kami punya tim bersama untuk memantau ini,” katanya.

Hingga akhir 2021, jelas Dadan, bauran energi terbarukan mencapai 11,5 persen dari total energi nasional. Masih terdapat selisih 11,5 persen lagi yang harus tercapai dalam 4 tahun mendatang.

Selama masa tersebut, PLN maupun swasta akan berusaha mencapai 10 GW hingga 2025. Selanjutnya, dalam jangka 5 tahun atau 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka tersebut sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021–2030.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper