Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Domestik Melemah, Krakatau Steel Ekspor Baja Ke Afrika dan Timur Tengah

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga telah memulai ekspor baja ke Pakistan pada awal tahun ini.
Pagar pengaman atau guard rail, salah satu produk penghiliran baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
Pagar pengaman atau guard rail, salah satu produk penghiliran baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) membuka awal tahun dengan melakukan ekspansi pasar ekspor.

Direktur Komersial KRAS Melati Sarnita mengatakan pada bulan lalu perseroan telah mengapalkan 27.000 ton baja jenis hot rolled coil (HRC) ke Pakistan untuk pertama kalinya. Saat ini perseroan juga dalam proses pengiriman HRC ke Italia sebesar 30.000 ton.

"KRAS juga berupaya ekspor ke pasar baru seperti Middle East, Afrika, Asia Selatan, dan beberapa negara Asean. Bulan Januari saja kami mampu ekspor 63 ribu ton lebih," kata Melati saat dihubungi, Kamis (3/2/2022).

Selain ekspansi ekspor, pasar tradisional seperti Malaysia dan Australia juga dijaga dengan menambah kuantitas dan jumlah konsumen. Melati berharap kinerja ekspor di awal tahun tersebut dapat menopang target pemerintah untuk mencapai nilai pengapalan besi dan baja senilai US$28 miliar hingga US$30 miliar pada 2022.

Melati yang juga menjabat Ketua Cluster Flat Product Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memberi catatan bahwa mayoritas ekspor produk besi dan baja Indonesia merupakan stainless steel. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai net eksportir stainless steel.

Adapun untuk baja karbon, posisi Indonesia adalah sebagai net importir. Menurutnya, selama bertahun-tahun, Indonesia menjadi pasar dari beberapa negara eksportir baja karbon yang menyebabkan rendahnya utilisasi kapasitas produsen dalam negeri hingga kurang dari 54 persen.


Pada 2021, baja berada di peringkat kedua komoditas impor non migas Indonesia. Sejumlah kebijakan perdagangan dan pengawasan impor tengah dibahas, diharapkan untuk segera rampung dan  dapat berdampak pada kenaikan utilitas produksi baja nasional.

"Dalam posisi sebagai BUMN, KRAS fokus pada pemenuhan kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu. Namun demikian, dalam kondisi tertentu seperti adanya penurunan permintaan pasar domestik, ekspor menjadi penyeimbang," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper