Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Afrika Selatan Larang Penggunaan Platform Perdagangan Kripto FTX

Mata uang digital telah berpindah dari pinggiran dunia keuangan ke arus utama selama beberapa tahun terakhir, yang mengarah ke pengawasan yang lebih dalam.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin/Freepik
Ilustrasi aset kripto Bitcoin/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator keuangan Afrika Selatan memperingatkan para trader agar berhati-hati dan waspada menggunakan FTX Trading Ltd., salah satu platform perdagangan kripto yang tumbuh paling cepat di dunia.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (2/2/2022), Otoritas Perilaku Sektor Keuangan (FSCA) mengeluarkan dua peringatan agar masyarakat tidak berurusan dengan FTX yang bermarkas di Bahama dan ByBit yang berbasis di Seychelles.

Mereka menyebutkan bahwa kedua perusahaan tidak berwenang untuk memberikan nasihat keuangan atau layanan perantara di Afrika Selatan.

ByBit telah menawarkan Afrika Selatan akses kepada platform online-nya untuk memperdagangkan instrumen derivatif. FTX juga kemungkinan menawarkan hal yang sama.

"[Penawaran FTX untuk contract for difference atau CFD di Afrika Selatan] harus mendapat lisensi oleh regulator," kata FSCA.

Hingga saat ini, FTX dan ByBit belum merespons terkait hal ini. Peringatan ini dikeluarkan setelah Afrika Selatan berupaya memperkenalkan peraturan baru untuk industri kripto menyusul dua kasus penipuan terbesar di dunia yang berasal dari negara tersebut setelah miliaran dolar Bitcoin diduga raib.

Aturan yang diusulkan tahun ini akan memberikan pedoman tentang bagaimana masyarakat Afrika Selatan dapat berinteraksi dengan perdagangan kripto.

FSCA mengatakan mereka gagal menghubungi FTX. Adapun ByBit telah merespons akan berupaya mengikuti ketentuan yang berlaku.

Mata uang digital telah berpindah dari pinggiran dunia keuangan ke arus utama selama beberapa tahun terakhir, yang mengarah ke pengawasan yang lebih dalam.

Di Afrika, pasar mata uang kripto tumbuh 1.200 persen menjadi lebih dari US$105 miliar antara Juli 2020 dan Juni 2021, menurut lembaga riset kripto Chinalysis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper