Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Serapan Tenaga Kerja, Ekonom Minta Pemerintah Manfaatkan Kartu Prakerja

Pemerintah disarankan untuk menyelaraskan prioritas kebijakan hilirisasi sejumlah komoditas strategis dengan turut menyiapkan SDM yang andal berkaitan dengan program nilai tambah dalam negeri, seperti Kartu Prakerja
Warga mengisi formulir pendaftaran Kartu Pra-Kerja secara daring di Kampung Pasir Babakan, Lebak, Banten, Selasa (14/4/2020). /Antara
Warga mengisi formulir pendaftaran Kartu Pra-Kerja secara daring di Kampung Pasir Babakan, Lebak, Banten, Selasa (14/4/2020). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Riset Center of Reform Economic (CORE) Piter Abdullah meminta pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM seiring dengan potensi meningkatnya serapan tenaga kerja pada tahun ini. 

Piter menyarankan pemerintah untuk menyelaraskan prioritas kebijakan hilirisasi sejumlah komoditas strategis dengan turut menyiapkan SDM yang andal berkaitan dengan program nilai tambah dalam negeri itu. 

“Pemerintah punya program kartu prakerja ini yang harus diselaraskan kalau kita arahnya pada hilirisasi kaitannya dengan baterai, sumber daya alam seperti logam kita seharusnya memperkuat SDM kita,” kata Piter melalui sambungan telepon, Minggu (30/1/2022). 

Dengan demikian, kata Piter, angkatan kerja itu nantinya dapat terserap optimal di tengah upaya hilirisasi dan substitusi impor yang membutuhkan tenaga kerja terampil ke depannya.

“Di Kemendikbud kan ada pendidikan formal dan informal ini harusnya dilakukan untuk menutup gap tadi dalam upaya meningkatkan serapan tenaga kerja,” kata dia. 

Kementerian Industri (Kemenperin) optimis serapan tenaga kerja pada industri pengolahan nonmigas dapat memenuhi target mencapai 20,84 juta orang pada tahun ini. Target itu naik 11,80 persen dari torehan 2021 di posisi 18,64 juta orang. 

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri mengatakan sektor manufaktur nonmigas terus ekspansif setelah lonjakan pandemi pada pertengahan 2021 lalu. Menurut Febri, investasi pada sektor itu mulai tumbuh signifikan pada kuartal keempat 20221. 

“Banyak investasi baru ataupun ekspansi industri yang ada karena naiknya permintaan produk manufaktur di dalam dan luar negeri,” kata Febri melalui pesan WhatsApp, Minggu (30/1/2022). 

Selain itu, kata Febri, prioritas program hilirisasi dan substitusi impor pada produk pengolahan nonmigas turut meningkatkan nilai investasi pada industri dalam negeri. Hal itu turut meningkatkan serapan tenaga kerja sepanjang 2021. 

Sepanjang Januari–September 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur tercatat sebesar Rp236,79 triliun. Angka ini naik 17,3 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di 2020 sebesar Rp201,87 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper